Kardiomiopati Sering Menyerang Anak Muda, Tak Bergejala dan Menyebabkan Kematian Mendadak
Kelainan pada otot jantung ini acapkali tidak menunjukkan gejala khas sehingga banyak orang tidak sadar.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
willy Widianto
Kondisi ini sering menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang fatal, jauh sebelum manifestasi gejala gagal jantung terjadi.
Baca juga: Cegah Penyakit Jantung dengan GSE: Suplemen Herbal untuk Kesehatan Otak dan Jantung Secara Alami
Hal ini berkaitan dengan insidensi henti jantung atau kematian jantung mendadak yang lazimnya dijumpai pada pasien usia muda dengan penampilan sehat tanpa gejala sebelumnya.
Lalu siapa saja yang berpotensi terkena kardiomiopati. Dokter Leonardo menjelaskan, ada beberapa kelompok lebih berisiko terkena kardiomiopati:
1. Riwayat keluarga: Risiko tertinggi apabila terdapat anggota keluarga yang menderita kardiomiopati serupa, penyakit jantung lain, atau kematian jantung mendadak pada usia muda.
2. Genetik: Risiko meningkat pada mereka yang mewarisi gen yang bermutasi. Tes genetik dapat mengungkap hal ini.
3. Riwayat infeksi atau peradangan jantung (miokarditis): Paling sering disebabkan oleh beberapa virus tertentu. Sering kali saat terkena infeksinya gejala nya ringan layaknya flu biasa
4. Penyakit sistemik: penyakit jaringan ikat atau autoimun tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati, khususnya jenis dilatasi dan restriktif
5. Penyintas kanker: terutama yang pernah atau sedang mendapatkan radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi tertentu yang berpotensi toksik bagi otot jantung.
Gejala Umum Kardiomiopati
Gejala kardiomiopati biasanya bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit.
Baca juga: Lansia di Jaksel Ditemukan Meninggal Saat Mengelas Kursi Besi, Diduga Sakit Jantung
Gejala umum yang mungkin dialami meliputi sesak napas terutama saat aktivitas fisik atau ketika berbaring.
Kemudian, kelelahan atau merasa cepat lelah bahkan setelah aktivitas ringan, pembengkakan terutama pada kaki, pergelangan kaki, dan perut akibat penumpukan cairan.
Merasakan nyeri dada rasa nyeri yang lain atau ketidaknyamanan di dada yang dapat menyebar ke lengan, bahu, atau leher, berdebar, merasakan detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar maupun pingsan terutama saat sedang berolahraga.
Baca juga: Stres Karena Pekerjaan Picu Meningkatnya Penyakit Jantung di Usia Muda
Untuk mendiagnosis kardiomiopati, dokter akan menggunakan beberapa metode pemeriksaan spesifik selain pemeriksaan fisik, antara lain: Elektrokardiografi (EKG), Ekokardiografi, Laboratorium darah, MRI jantung, tes genetik maupun Biopsi jantung.
Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kardiomiopati berupa diet sehat. menurunkan berat badan, olahraga teratur. menghindari alkohol dan rokok karena kedua kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi jantung.
Alami Penyumbatan Jantung, Pilih Pasang Ring ‘Stent’ atau DCB?, Berikut Penjelasan Ahli |
![]() |
---|
Gangguan Jantung Kronis, Eks Konsultan Kemendikbud Era Nadiem, Ibrahim Arief Berstatus Tahanan Kota |
![]() |
---|
Jantung Jadi Penyakit dengan Biaya Berobat Termahal, Tembus Rp 19,2 Triliun |
![]() |
---|
Kematian Mendadak Saat Lari, Dokter Spesialis Jantung Beri Penjelasan |
![]() |
---|
Setelah Ablasi Jantung, Ini yang Perlu Diperhatikan selama Pemulihan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.