Senin, 18 Agustus 2025

WHO Sebut TB Kembali Jadi Penyakit Menular yang Mematikan

Laporan WHO mengungkap bahwa sekitar 8,2 juta orang baru didiagnosis menderita TB pada tahun 2023. 

Freepik.com
Ilustrasi tuberkulosis (TB) 

Tingkat keberhasilan pengobatan untuk TB yang resistan terhadap banyak obat atau resistan terhadap rifampisin (MDR/RR-TB) kini telah mencapai 68%.

Namun, dari 400.000 orang yang diperkirakan telah mengembangkan MDR/RR-TB, hanya 44% yang terdiagnosis dan diobati pada tahun 2023.

Kesenjangan dan tantangan pendanaan

Pendanaan global untuk pencegahan dan perawatan TB terus menurun pada tahun 2023 dan masih jauh di bawah target. 

Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC), yang menanggung 98?ban TB, menghadapi kekurangan pendanaan yang signifikan. 

Hanya US$ 5,7 miliar dari target pendanaan tahunan sebesar US$ 22 miliar yang tersedia pada tahun 2023, setara dengan hanya 26?ri target global.

Secara global, penelitian TB masih sangat kekurangan dana dengan hanya seperlima dari target tahunan sebesar US$ 5 miliar yang tercapai pada tahun 2022. 

Hal ini menghambat pengembangan diagnostik, obat, dan vaksin TB baru. 

WHO terus memimpin upaya untuk memajukan agenda vaksin TB, termasuk dengan dukungan Dewan Akselerator Vaksin TB yang diluncurkan oleh Direktur Jenderal WHO.  

Sejumlah besar kasus TB baru disebabkan oleh 5 faktor risiko utama.

Yaitu kekurangan gizi, infeksi HIV, gangguan penggunaan alkohol, merokok (terutama di kalangan pria), dan diabetes. 

Menangani masalah ini, bersama dengan faktor penentu penting seperti kemiskinan dan PDB per kapita, memerlukan tindakan multisektoral yang terkoordinasi.

Direktur Program Tuberkulosis Global WHO Dr. Tereza Kasaeva, ungkap ada beberapa tantangan berat dalam penanganan TB. 

Tantangan tersebut berupa kekurangan dana dan beban keuangan yang sangat besar bagi mereka yang terkena dampak.

Ada pula akibat perubahan iklim, konflik, migrasi dan pengungsian, pandemi, dan tuberkulosis yang resistan terhadap obat, pendorong utama resistensi antimikroba. 

“Sangat penting bagi kita untuk bersatu di semua sektor dan pemangku kepentingan, untuk menghadapi masalah-masalah mendesak ini dan meningkatkan upaya kita," tutup dr Tereza. 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan