Senin, 25 Agustus 2025

Isi Kuliah Umum di Harvard, Dokter Terawan Paparkan Immunotherapy Nusantara

dr. Terawan menyampaikan makalah berjudul ‘Making Immunotherapy in Low Resources Settings (Indonesia and Timor Leste)’ yang menjadi spesialisasinya.

Editor: Erik S
Istimewa
ILMU KESEHATAN - Penasihat Khusus Bidang Kesehatan Presiden RI Terawan Agus Putranto menjadi pembicara kuliah tamu di Harvard Medical School  di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) pada Senin (31/3/2025) waktu setempat atau Selasa (1/4/2025) dini hari. Ia menyampaikan makalah berjudul ‘Making Immunotherapy in Low Resources Settings (Indonesia and Timor Leste)’ yang menjadi spesialisasinya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penasihat Khusus Bidang Kesehatan Presiden RI Terawan Agus Putranto menjadi pembicara kuliah tamu (guest lecture) di Harvard Medical School (Sekolah Kedokteran Harvard) di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

Dalam kuliah tamu pada Senin (31/3/2025) waktu setempat atau Selasa (1/4/2025) dini hari, dr. Terawan menyampaikan makalah berjudul ‘Making Immunotherapy in Low Resources Settings (Indonesia and Timor Leste)’ yang menjadi spesialisasinya.

Di hadapan puluhan peserta kuliah umum, Ia memaparkan tentang Immunotherapy Nusantara. 

Baca juga: Profil Terawan Agus Putranto, Eks Menkes Jadi Penasihat Khusus Presiden Prabowo


Menurut Terawan, Immunotherapy Nusantara dikembangkan sebagai terapi yang menggunakan sistem imun tubuh untuk melawan penyakit, termasuk infeksi dan kanker. 


Ia menjelaskan terapi tersebut dikembangkan menggunakan bahan-bahan yang ada di Indonesia. Meski menggunakan sumber daya terbatas, Immunotherapy Nusantara kini terus berkembang.


“Hingga saat ini telah berkembang ke negara lain, Timor Leste,” ujar Terawan dalam kuliah tamu yang digelar di Armenise Modell 100 Atrium, Harvard Medical School Campus tersebut.


Menurutnya, sejumlah negara lain telah menghubunginya guna menjalin kerja sama dalam pengembangan Immunotherapy Nusantara di negeri mereka. Pengembangannya pun dimungkinkan menggunakan bahan yang ada di negara setempat. 


“Bisa menggunakan tanaman obat dan mikroorganisme,” imbuh Terawan.


Terawatan pun mengajak mengajak akademisi, peneliti, dan mahasiswa bergerak aktif dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang medis.

Baca juga: Letjen TNI Purn. Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad K


“Penyakit makin berkembang maka ilmu pengetahuan juga harus terus berkembang,” ujar Terawan.


Terawan mengatakan, pengembangan ⁠ilmu kesehatan menjadi tanggung jawab bersama. Terawan menegaskan siapa saja dan negara mana pun bisa melakukan penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan.


"Kampus bisa menjadi motor penggerak penelitian ilmu kesehatan,” imbuhnya.


Namun, Terawan menekankan pentingnya semua pihak, termasuk negara lain, berkolaborasi dalam pengembangan ilmu kesehatan. Menurut dia, Indonesia mampu mengembangkan Immunotheraphy Nusantara dengan sumber daya yang tersedia.


“Intinya ialah kolaborasi dan penelitian berkelanjutan. Sumber bisa berasal dari mana saja,” ucapnya.


Terawan juga meyakini Immunotheraphy Nusantara bisa menjadi sumbangan Indonesia untuk dunia. 


“Sistem  Immunotheraphy Nusantara dihasilkan oleh para peneliti dari Indonesia agar perkembangan ilmu kesehatan bisa bermanfaat untuk dunia,” ucapnya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan