Cacar Api Masih Sering Disalahpahami, Waspadai Nyeri Saraf Jangka Panjang
Penyakit ini memiliki dampak serius yang bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cacar api masih menjadi penyakit yang sering disalahartikan oleh masyarakat sebagai gangguan kulit biasa.
Padahal, penyakit ini memiliki dampak serius yang bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya, terutama karena nyeri saraf berkepanjangan yang ditimbulkannya.
Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Dermatologi dan VenereologiDr. Frieda Sp.DVE.
Baca juga: Mengenal Cacar Api, Penyakit Kulit yang Biasa Menyerang Kelompok Usia 50 Tahun ke Atas
Cacar api adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, virus yang sama dengan penyebab penyakit cacar air.
Setelah seseorang pulih dari cacar air, virus ini tidak hilang sepenuhnya, melainkan bersembunyi di jaringan saraf dan dapat aktif kembali di kemudian hari, sehingga menyebabkan cacar api.
"Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan lepuh dengan pasien yang sedang terinfeksi aktif,” jelasnya dalam Webinar Health Talk by Halodoc terkait fakta dan mitos cacar api, Selasa (17/6/2025).
Cacar api bisa muncul kembali saat sistem imun melemah, yang umumnya terjadi pada usia lanjut, penderita penyakit autoimun, atau mereka yang mengalami stres berat.
Gejalanya kerap tidak dikenali sejak awal—berupa rasa terbakar, kesemutan, atau nyeri di satu sisi tubuh, sebelum akhirnya muncul ruam dan lepuhan.
Namun yang sering luput dari perhatian adalah dampak jangka panjangnya.
Salah satu komplikasi paling ditakuti adalah post herpetic neuralgia (PHN), yaitu nyeri saraf yang dapat menetap berbulan-bulan hingga bertahun-tahun bahkan setelah ruam hilang.
“Komplikasi yang paling ditakuti adalah Post Herpetic Neuralgia (PHN), yaitu nyeri saraf jangka panjang yang bisa berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan permanen, setelah ruam cacar api sembuh,” terang dr. Frieda.
Karena itu, pengobatan cacar api tidak bisa dilakukan sembarangan.
Dibutuhkan pengobatan kombinasi, baik luar maupun dalam, serta konsultasi rutin dengan dokter spesialis.
“Pengobatan cacar api tidak cukup hanya dengan obat luar. Karena menyerang saraf, penyakit ini membutuhkan konsultasi intensif dengan dokter spesialis yang akan meresepkan pengobatan luar dan dalam,” tegasnya.
Wabah Cacar Air dan Gondongan Bakal Muncul Saat Lebaran, Ibu Hamil dan Bayi Diimbau Waspada |
![]() |
---|
Kasus Cacar Monyet Pertama Dilaporkan di Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan |
![]() |
---|
Beberapa Langkah Penting Mencegah Cacar Api |
![]() |
---|
Mengenal Cacar Api: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya |
![]() |
---|
Cacar Api Bisa Sebabkan Nyeri Saraf Bertahun-Tahun, Ini Penjelasan Ahli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.