Benarkah GERD Bisa Menyebabkan Kematian Mendadak? Begini Penjelasan Dokter
Kematian mendadak sering dikaitkan dengan sejumlah penyebab, salah satunya asam lambung atau GERD.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kematian mendadak sering dikaitkan dengan sejumlah penyebab, salah satunya yang cukup populer adalah penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease).
Namun benarkah GERD bisa menyebabkan kematian mendadak?
Menurut dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi RS Pondok Indah – Puri Indah dr. Imelda Maria Loho, Sp. P. D. Subps. G.E.H (K), FINASIM,, anggapan tersebut keliru.
Baca juga: Meriam Bellina Kabarkan Alami Serangan Jantung, Sempat Muntah-muntah dan Dikira GERD Kambuh
GERD bukanlah penyebab langsung dari kematian mendadak. Penyebab utamanya, dalam banyak kasus, justru adalah serangan jantung.
“Sebetulnya gak mungkin orang meninggal karena GERD. Itu udah pasti. Karena GERD itu kan sebetulnya naiknya asam lambung ke kerongkongan,” ungkap dr Imelda pada media briefing yang diselenggarakan oleh RS Pondok Indah di Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).
Letak jantung dan kerongkongan yang berdekatan kerap menyebabkan gejala yang serupa.
Itulah mengapa keluhan dada panas, sesak, atau nyeri, bisa menimbulkan dugaan keliru bahwa seseorang menderita GERD.
Padahal sebenarnya ia sedang mengalami serangan jantung.
“Jantung itu kan posisinya di sebelah kiri. Lambung kita juga memang sebelah kiri,” jelas dr Imelda.
Gejala serangan jantung pun bisa berbeda-beda.
Beberapa pasien merasakan dadanya panas, nyeri menjalar ke leher dan lengan kiri, disertai keringat dingin.
Sayangnya, karena gejala ini mirip dengan keluhan GERD, banyak orang menganggapnya remeh dan hanya mengandalkan obat lambung.
Padahal, menurut dr. Imelda, jika keluhan dada tidak membaik dengan obat maag, perlu dicurigai sebagai gejala lain yang lebih serius, termasuk gangguan jantung.
Anak Muda Juga Bisa Kena Serangan Jantung
Masalah jantung bukan lagi penyakit orang tua.
Saat ini, anak muda pun berisiko mengalaminya karena gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak, konsumsi makanan cepat saji, kurang olahraga, hingga obesitas.
“Anak-anak muda sekarang itu kan banyak yang gemuk. Karena dengan mudah bisa mengakses makanan fast food itu hanya ambil jempol aja, nanti makanan datang. Terus jarang gerak,” kata dr. Imelda.
Ia menyebut, kasus serangan jantung pada usia 20-an tahun sudah mulai muncul.
Salah satu penyebabnya adalah plak atau sumbatan yang menumpuk di pembuluh darah sejak muda, akibat pola makan yang buruk dan tidak pernah melakukan screening kesehatan.
Sementara itu, kelompok usia muda umumnya belum menyadari pentingnya pemeriksaan rutin.
Berbeda dengan usia 40 tahun ke atas yang sudah mulai sadar untuk cek kesehatan secara berkala, anak muda sering kali merasa aman karena merasa masih “terlalu muda untuk sakit jantung”.
Dr Imelda menekankan pentingnya membedakan keluhan GERD dengan gejala penyakit jantung.
Bila seseorang merasa dadanya panas atau tidak nyaman, terutama bila disertai gejala lain seperti keringat dingin dan nyeri menjalar, sebaiknya segera memeriksakan diri.
“Yang muda-muda ini kadang-kadang dia gak sadar dia sebenarnya sakit. Dan mikirnya ya GERD, padahal dia gak GERD,” ujarnya.
Oleh karena itu, edukasi mengenai perbedaan gejala dan pentingnya deteksi dini perlu terus digalakkan, terutama di kalangan muda yang rentan abai terhadap kesehatan jantungnya.
Sakit Maag Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Usus Besar, Segera Periksa ke Dokter |
![]() |
---|
Daewoong Hadirkan Fexuprazan, Obat GERD Pilihan di 30 Negara, Siap Masuki Pasar Indonesia |
![]() |
---|
Manajer: Ricky Siahaan Gitaris Seringai Alami Serangan Jantung Pertama pada 2014 Silam |
![]() |
---|
Ricky Seringai Meninggal karena Serangan Jantung, Jenazah akan Dimakamkan Sabtu, 26 April 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.