Jumat, 22 Agustus 2025

Dokter Minta Pasien yang Hasil Tesnya Reaktif HIV Segera Lakukan Terapi ARV

Seseorang yang di dalam tubuhnya memiliki virus HIV berisiko menularkan virus yang sama ke orang lain.

TRIBUN/DANY PERMANA
HASIL TES - Aktivis Indonesia AIDS Coalition (IAC) Ferry menunjukan obat HIV/AIDS saat melakukan sesi wawancara dengan Tribunnews, di Jakarta, Kamis (28/11/2019). Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) Prof Zubairi Djoerban mengingatkan, jika mendapati hasil tes reaktif HIV maka segera jalani pengobatan. Terapi antiretroviral (ARV) merupakan pengobatan yang bisa menekan jumlah virus dalam tubuh hingga tidak terdeteksi dalam darah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis hematologi-onkologi (Kanker) Prof Zubairi Djoerban mengingatkan, jika mendapati hasil tes reaktif HIV maka segera jalani pengobatan. Terapi antiretroviral (ARV) merupakan pengobatan yang bisa menekan jumlah virus dalam tubuh hingga tidak terdeteksi dalam darah.

Baca juga: Kasus HIV pada Remaja Meningkat, Pakar: Aktivitas Seksual Aktif sejak Usia 13 Tahun

“Biasanya kalau reaktif, maka dalam darahnya ada HIV-nya, juga ada virusnya. Jadi yang diperiksa antibodi. Antibodi positif hampir selalu berarti virus positif. Kemungkinan kelirunya sedikit sekali. Segeralah minum obat antiretroviral secepatnya,” tutur dia saat dihubungi Tribunnews.com, baru-baru ini.

Sekalipun tanpa gejala yang berarti, pasien yang sudah memiliki hasil reaktif HIV segeralah memulai pengobatan HIV. Jika tidak yakin dengan hasil reaktif maka bisa menjalani tes PCR.

“Sekarang waktunya untuk segera tes virus, kemudian mulai pengobatan untuk HIV. Karena kalau didiamkan memang tanpa gejala, tapi kondisi itu bisa menjadi gawat,” ujar Prof Zubairi.

Seseorang yang di dalam tubuhnya memiliki virus HIV berisiko menularkan virus yang sama ke orang lain. Dengan minum obat ARV rutin 6 bulan pertama, maka virus tidak lagi menular.

“HIV AIDS itu bisa diobati. Bisa sehat dan produktif. Pasien  minum obat, tidak lagi sakit, tidak lagi menularkan, dan badannya menjadi sehat,” ujar dia.

Baca juga: Tahanan Polsek Johar Baru Meninggal Dunia Diduga Idap Penyakit HIV

Saat seseorang terkena HIV namun tidak diobati segera, maka bisa memperburuk kondisi kemudian hari. Virus HIV yang menginfeksi membuat tubuh rentan terserang penyakit paru yang gejalanya sangat berat seperti TBC yang parah.

Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit HIV.Untuk itu, pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini mengingatkan agar tidak mencoba-coba untuk tidak menjalani seks bebas dan setialah pada pasangan.

Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Lolly Disatukan Penderita ODGJ dan Pasien HIV, PPPA: Sudah Sesuai Prosedur

Perilaku seks berisiko bukan hanya menyebabkan HIV namun penyakit infeksi menular seks lainnya seperti kutil kelamin, sifilis, gonorrhea. “Penyakit HIV dan IMS bisa dicegah. Jika sudah terkena bisa diobati, seseorang yang menjalani pengobatan tidak lagi menular,” pesan pendiri Yayasan Lupus Indonesia ini.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan