Serangan Jantung Banyak Dialami Usia Muda, Ini 2 Faktor Utamanya
Sejumlah laporan kesehatan menunjukkan angka kasus serangan jantung pada usia muda makin meningkat.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah laporan kesehatan menunjukkan angka kasus serangan jantung pada usia muda makin meningkat.
Ada dua faktor utama yang sering mengakibatkan kondisi tersebut.
Baca juga: Ibu Polisi Korban Tewas di Pernikahan Anak KDM: Bripka Cecep Punya Riwayat Penyakit Jantung
Jika dekade 90an, pasien serangan jantung didominasi oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas, kini di era 2000an, banyak pasien usia produktif mengalami serangan jantung atau usia 40 tahun.
“Diprediksi penyakit jantung ini pada usia muda setiap tahun naik 1,7 persen. Tentu ini menjadi sebuah kekhawatiran karena kalau tidak dicegah atau dipahami faktor risikonya maka semakin banyak orang di usia produktif yang terkena serangan jantung,” tutur dia dikutip dari Instagram Kementerian Kesehatan, Senin (21/7/2025).
Berikut dua faktor risiko utama yang menyebabkan anak muda masa kini rentan mengalami serangan jantung, seperti yang disampaikan dokter spesialis jantung RS Wahidin Sudirohusada dr M Tasrif Mansur, Sp.PD, K-KV:
1. Rokok

Gaya hidup yang satu ini erat dengan penyebab serangan jantung pada usia muda.
Dalam rokok mengandung sejumlah zat berbahaya yang bisa membentuk plak pada dinding jantung.
Selain itu, nikotin pada rokok bisa meningkatkan tekanan darah dan menyempitkan pembuluh darah.
“Serangan jantung yang terjadi rata-rata usia 40 tahun, ini paling didominasi oleh mereka yang merokok. Dari 10 orang yang terkena serangan jantung, 7-8 orangnya adalah perokok. Rokok ini musuh besarnya penyakit jantung,” ungkap dia.
Diharapkan melalui edukasi dan pemahaman yang tepat, banyak anak muda mulai sadar untuk berhenti merokok.
Sumber-sumber medis dan lembaga kesehatan terkemuka seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), American Heart Association, terus mengumpulkan dan menerbitkan data baru untuk mendukung hubungan antara merokok dan penyakit jantung.
Tidak ada keraguan lagi bahwa rokok adalah penyebab utama penyakit jantung.
Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga merusak seluruh sistem kardiovaskular. Rokok tidak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga membahayakan jantung yang berdetak setiap hari.
2. Stres
Dokter Tasrif mengatakan, jangan anggap sepele terkait stres dengan serangan jantung.
Meski stres berhubungan dengan penyakit pikiran dan mental, nyatanya stress erat dengan peningkatan penyakit fisik yakni kardiovaskular.

“Stres bisa membuat hormon seperti kortisol dan adrenalin terus meningkat. Kedua hormon yang jumlahnya banyak itu akan membebani fungsi jantung. Itu tidak sehat dalam jangka waktu lama,” ungkap dia.
Hormon kortisol dan adrenalin bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta menyebabkan penumpukan plak di arteri yang kemudian mempersempit aliran darah ke jantung.
Stres juga bisa memicu keinginan seseorang untuk merokok, minum alkohol dan begadang, dimana kebiasaan itu makin memperburuk kondisi jantung.
Selain dua faktor yang bisa diubah dengan gaya hidup yang sehat, faktor genetik juga mempengaruhi.
Bahwa laki-laki lebih rentan terkena serangan jantung daripada perempuan, karena laki-laki tidak punya hormon estrogen, dimana hormon ini bisa mencegah penyakit jantung corone.
Diketahui, serangan jantung atau infark miokard terjadi ketika aliran darah ke bagian dari otot jantung terhambat, biasanya oleh gumpalan darah yang menyumbat arteri koroner.
“Serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Jika tidak maka bisa mengakibatkan kondisi jantung makin parah hingga kematian,” pesan dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.