Kebiasaan Sarapan Ternyata Bisa Merusak Jantung, Simak Penjelasan Dokter
Kebiasaan sarapan yang salah justru bisa memberikan dampak buruk termasuk merusak kesehatan jantung, simak ini penjelasan dokter.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sarapan pagi sering disebut sebagai waktu makan terpenting dalam sehari.
Namun, tak banyak yang menyadari bahwa kebiasaan sarapan yang salah justru bisa memberikan dampak buruk, termasuk merusak kesehatan jantung.
Penyakit jantung merupakan istilah umum untuk berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi normal jantung.
Kondisi ini dapat melibatkan pembuluh darah jantung, otot jantung, katup jantung, atau bahkan kelainan bawaan sejak lahir.
Penyakit jantung dapat menyebabkan gangguan dalam memompa darah, mengganggu sirkulasi, dan berpotensi mengancam jiwa.
Dokter spesialis jantung dari Manhattan Cardiology, Dr. Robert Segel, mengungkapkan bahwa sarapan dengan menu tinggi garam secara perlahan bisa merusak jantung.
Kandungan natrium (sodium) tidak hanya terdapat dalam sosis, tetapi juga bisa ditemukan pada makanan yang tidak terasa asin, seperti roti, bagel, muffin, dan pastry.
"Asupan natrium tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan memicu risiko gagal jantung," ujar Dr. Segel, dikutip dari Eating Well, Selasa (19/8/2025).
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi natrium dalam jumlah tinggi memiliki risiko 19 persen lebih besar terkena penyakit kardiovaskular.
Sebagai rekomendasi, American Heart Association menyarankan untuk membatasi konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari.
Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg per hari.
Baca juga: Banyak yang Salah Kaprah, Obat Darah Tinggi Justru Kurangi Risiko Gangguan Irama Jantung
Produk daging olahan seperti sosis bukan hanya tinggi garam, tetapi juga tinggi lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih dari 140 gram daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen.
Selain itu, pola makan tinggi garam juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko diabetes tipe 2.
Penelitian menemukan bahwa konsumsi natrium dalam jumlah tertinggi dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 80 persen dibandingkan mereka yang asupan natriumnya rendah.
Diabetes sendiri dapat melipatgandakan risiko penyakit jantung.
Sayangnya, banyak menu sarapan yang umum dikonsumsi justru rendah serat.
Padahal, serat terutama serat larut membantu menurunkan kolesterol tinggi dan melindungi kesehatan jantung.
Beberapa contoh makanan tinggi serat larut yang baik untuk jantung antara lain seperti oatmeal dan buah-buahan, misal apel, pir, pisang, dan jeruk.
Makanan-makanan tersebut merupakan sumber serat larut yang baik untuk kesehatan kardiovaskular.
Baca juga: Apakah Orang dengan Gangguan Irama Jantung Boleh Tetap Olahraga? Begini Penjelasan Dokter
Untuk menjaga kesehatan jantung, para ahli gizi merekomendasikan beberapa langkah berikut:
- Minum air putih sebelum minum kopi, guna membantu sirkulasi dan menstabilkan tekanan darah.
- Tambahkan minimal 5 gram serat ke dalam menu sarapan.
- Pilih protein berkualitas tinggi seperti telur, yogurt tawar (plain), atau keju rendah garam.
- Batasi konsumsi gula tambahan, untuk mengurangi risiko stroke dan gagal jantung.
- Lakukan aktivitas fisik ringan 10–15 menit di pagi hari, untuk membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
- Luangkan waktu untuk mengelola stres, misalnya dengan meditasi atau pernapasan dalam.
- Cobalah berjemur di pagi hari, karena paparan sinar matahari dapat membantu menurunkan tekanan darah malam hari.
Dr. Segel juga menekankan bahwa mengurangi konsumsi garam pada sarapan, serta mengombinasikannya dengan kebiasaan hidup sehat, dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap risiko penyakit jantung.
"Memulai hari dengan nutrisi yang tepat, tubuh rutin bergerak, dan pikiran tenang adalah investasi kesehatan terbaik," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.