Jumat, 22 Agustus 2025

Mengenal Code Stroke, Protokol Darurat Selamatkan Otak dari Kerusakan Permanen dalam Hitungan Menit

Serangan stroke bisa membuat pasien mendadak lumpuh, bicara pelo, atau bahkan kehilangan kesadaran. Bisa berakibat cacat permanen hingga kematian.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AI Gemini
ILUSTRASI STROKE - Ilustrasi gambar otak yang mengalami serangan stroke. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Stroke adalah kondisi medis darurat yang bisa mengubah hidup seseorang dalam sekejap. 

Serangan ini datang tiba-tiba, membuat pasien mendadak lumpuh, bicara pelo, atau bahkan kehilangan kesadaran. 

Dalam situasi seperti itu, waktu menjadi faktor penentu antara hidup, kematian, atau kecacatan permanen.

Baca juga: Mengapa Serangan Stroke Berulang Bisa Berakibat Fatal?

Menjawab tantangan ini, dunia medis menghadirkan sebuah sistem yang disebut Code Stroke. 

Protokol darurat ini dirancang untuk mempercepat penanganan pasien stroke akut dengan melibatkan tim medis lintas disiplin yang bergerak serentak sejak pasien tiba di unit gawat darurat.

Code Stroke adalah istilah yang digunakan di rumah sakit untuk menandai situasi darurat ketika seorang pasien diduga mengalami stroke

"Ketika tim medis mendengar 'Code Stroke,' mereka akan segera bertindak karena setiap detik sangat berharga untuk menyelamatkan otak dari kerusakan permanen,” jelas dr. Sigit Dewanto H., Sp. N, FINS, FINA, Dokter Spesialis Neurologi Subspesialis Neurologi Intervensi dari RS Pondok Indah, pada keterangannya, Kamis (21/8/2025). 

Golden Period: Jendela Emas yang Tak Boleh Terlewat

Pada stroke iskemik, ada jendela emas atau golden period selama 4,5 jam sejak gejala pertama muncul. 

Jika pasien ditangani dalam kurun waktu ini, peluang pemulihan meningkat drastis dan risiko kecacatan permanen dapat ditekan.

Sayangnya, banyak pasien tidak segera dibawa ke rumah sakit karena gejala awal sering diabaikan. 

Padahal, tanda stroke bisa dikenali dengan metode FAST (Face drooping, Arm weakness, Speech difficulty, Time to call).

“Semakin cepat pasien mendapat penanganan, semakin besar peluang pemulihannya dan semakin kecil risiko kerusakan permanen pada otak,” tambah dr. Sigit.

Alur Penanganan dalam Code Stroke

Begitu pasien masuk ke gawat darurat dengan dugaan stroke, dokter akan segera menanyakan waktu onset gejala. 

Bila masih dalam golden period, Code Stroke langsung diaktifkan. 

Tim laboratorium menyiapkan pemeriksaan darah, tim radiologi mengatur CT-Scan atau MRI, sementara tim neurologi menilai langkah intervensi yang tepat.

Jika penyebabnya sumbatan, pasien dapat segera diberi obat pelarut bekuan darah melalui infus (trombolisis). 

Bila sumbatan terlalu besar, dokter bisa melakukan mechanical thrombectomy, prosedur endovaskular yang mengekstraksi bekuan darah dari pembuluh otak.

Sedangkan pada stroke hemoragik, penanganan lebih difokuskan pada kontrol perdarahan, kadang membutuhkan operasi bedah saraf.

Teknologi dan Tantangan

Keberhasilan Code Stroke sangat bergantung pada kecepatan diagnosis. Tanpa CT-Scan atau MRI, sulit membedakan stroke iskemik dan hemoragik. 

Padahal, terapi untuk keduanya sangat berbeda. Kesalahan diagnosis bisa berakibat fatal.

Di sisi lain, tantangan besar juga datang dari kesadaran masyarakat. 

Banyak keluarga pasien tidak segera membawa anggota keluarganya ke rumah sakit karena berharap gejala hilang dengan sendirinya. 

Padahal, keterlambatan hanya memperburuk kondisi otak yang kekurangan oksigen.

Dampak Nyata

Penanganan cepat melalui Code Stroke terbukti menurunkan angka kematian dan pecacatan. 

Pasien yang ditangani tepat waktu berpeluang besar kembali pulih dan menjalani kehidupan dengan kualitas lebih baik.

“Jika stroke disebabkan oleh penyumbatan darah (iskemik), dokter mungkin memberikan obat pengencer darah untuk melancarkan aliran darah. Jika terjadi perdarahan (hemoragik), pasien mungkin memerlukan operasi,” terang dr. Sigit.

Salah satu inovasi terbaru adalah mechanical thrombectomy, yang bisa memperpanjang jendela penanganan hingga 24 jam untuk kasus tertentu. 

Prosedur ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan sumbatan besar yang berisiko tinggi mengalami kematian atau kecacatan.

Masa depan Code Stroke diharapkan semakin terintegrasi dengan teknologi baru dan pelatihan tim medis yang berkesinambungan. 

Harapannya, lebih banyak pasien stroke bisa tertolong, bukan hanya diselamatkan nyawanya, tapi juga kualitas hidupnya setelah pulih.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan