Jantung Jadi Penyakit dengan Biaya Berobat Termahal, Tembus Rp 19,2 Triliun
Total pemanfaatan program JKN naik dari tahun 2023 ada 606,7 juta, kini di 2024 menjadi 673,9 juta pemanfaatan per tahun.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Kesehatan merilis daftar penyakit berbiaya mahal yang dialami peserta sepanjang tahun 2024. Penyakit jantung menempati urutan pertama dengan total 22,5 juta kasus dan biaya tembus Rp 19,2 triliun.
Baca juga: BPJS Kesehatan: Tak Ada Kebijakan Pembatasan Rawat Inap 3 Hari di Rumah Sakit
Urutan kedua penyakit berbiaya mahal adalah kanker dengan 4,2 juta kasus dan biaya tembus Rp6,4 triliun. Berikutnya adalah stroke dengan 3,8 juta kasus dan biaya tembus Rp 5,8 triliun.
Berikut ini Daftar 8 Penyakit Berbiaya Mahal (Katastropik):
1. Jantung ada 22,5 juta kasus dengan biaya Rp 19,2 Triliun
2. Kanker ada 4,2 juta kasus dengan biaya Rp 6,4 triliun
3. Stroke ada 3,8 juta kasus dengan biaya Rp 5,8 triliun
4. Gagal ginjal 1,4 juta kasus dengan biaya Rp 2,7 triliun
5. Haemophilia 131 ribu kasus dengan biaya Rp 794 miliar
6. Thalassaemia 353 ribu kasus dengan biaya Rp 794 miliar
7. Leukimia dengan 168 ribu kasus dengan biaya Rp 599, 9 miliar
8. Cirrhosis hepatitis 248 kasus dengan biaya Rp 463 miliar.
"Penyakit-penyakit tersebut menghabiskan 21,32 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dibayarkan BPJS Kesehatan tahun 2024," ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti dalam kegiatan Public Expose: Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun 2024, Senin (14/7/2025).
Baca juga: 3 Cara Skrining BPJS Kesehatan Lewat HP
Ghufron menyebut, sepanjang tahun 2024 total pemanfaatan layanan JKN mencapai 673,9 juta kunjungan atau rata-rata 1,8 juta pemanfaatan per hari.
Hal ini kata dia sebagai bukti bahwa BPJS Kesehatan dan Program JKN memang dibutuhkan masyarakat.
"Sehari lebih dari 1,8 juta utilitasnya sehari. Pada awal BPJS itu 252 ribu," ujar dia.
Ia mengatakan, peserta yang mendapatkan layanan kesehatan bukan hanya pasien sakit melainkan juga yang sehat.
Misalnya kunjungan sehat meliputi pelayanan imunisasi, pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan atau kelompok, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta KB, kunjungan rumah serta senam sehat.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Indonesia Hanya Butuh 10 Tahun untuk Wujudkan UHC
Total pemanfaatan program JKN naik dari tahun 2023 ada 606,7 juta, kini di 2024 menjadi 673,9 juta pemanfaatan per tahun.
"Kepercayaan masyarakat tumbuh kepada kami," ungkap dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.