Kamis, 18 September 2025

Lawan Demam Berdarah Sejak Awal, Dokter Ingatkan Pentingnya Perlindungan dari Rumah hingga Vaksinasi

DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Orangtua harus peka terhadap gejala awal dan jangan menunda pemeriksaan

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
kompas.com/Toto Sihono
DEMAM BERDARAH - Nyamuk Aedes aegypti. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini kerap berkembang cepat dan bisa berujung fatal bila tidak ditangani segera 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.

Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini kerap berkembang cepat dan bisa berujung fatal bila tidak ditangani segera.

Data menunjukkan, 73 persen kasus DBD terjadi pada rentang usia 5–44 tahun, sementara angka kematian terbanyak dialami kelompok usia 5–14 tahun. Kondisi ini membuat perhatian ekstra dari orang tua menjadi krusial.

Baca juga: Kematian Akibat DBD Banyak Terjadi pada Anak-anak dan Remaja Usia 5 Hingga 14 Tahun

Dokter Spesialis Anak Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Venty, Sp.A, CIMI, menegaskan bahwa peran orangtua sangat penting dalam mengenali gejala awal.

“DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Orangtua harus peka terhadap gejala awal dan jangan menunda pemeriksaan. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih berat,” jelasnya.

Penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah antara lain memastikan anak mendapat cukup cairan, mengompres dengan air hangat, memberi obat penurun panas sesuai anjuran, serta segera membawa ke fasilitas kesehatan bila muncul tanda bahaya.

Pencegahan di Rumah: 3M Plus

DBD erat kaitannya dengan lingkungan. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air bersih dan bisa menularkan virus dalam jarak 100–200 meter dari lokasi perkembangbiakannya.

Karena itu, gerakan 3M Plus tetap menjadi benteng pertama perlindungan keluarga menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, 
mengubur/mendaur ulang barang bekas.

"Juga langkah tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik, menaburkan larvasida, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa, hingga tidur dengan kelambu," katanya.

Melibatkan anak dalam menjaga kebersihan rumah, menurut dr. Venty, juga bisa menjadi edukasi yang menyenangkan sekaligus melindungi mereka dari ancaman nyamuk.

Vaksinasi Dengue sebagai Perisai Tambahan

Selain menjaga lingkungan, vaksinasi dengue kini hadir sebagai perlindungan tambahan.

“Selain 3M Plus, perlindungan tambahan terhadap DBD dapat diberikan melalui vaksinasi dengue. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan tubuh terhadap virus dengue dan direkomendasikan untuk anak usia 4 tahun hingga dewasa usia 60 tahun,” tambah dr. Venty.

Baca juga: DBD Acap Disalahartikan Infeksi Virus Ringan Padahal Bisa Berujung Fatal, Deteksi Dini Jadi Krusial

Vaksinasi menjadi penting karena DBD bisa menyerang kapan saja, termasuk pada anak-anak yang sehat sekalipun.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono, menegaskan bahwa rumah sakit siap mendukung pencegahan dan penanganan DBD dengan layanan yang lengkap.

“Kami hadir dengan layanan klinik Anak yang komprehensif, mulai dari konsultasi dokter spesialis anak berpengalaman, fasilitas diagnostik modern, hingga ketersediaan vaksinasi termasuk vaksin dengue. Kami berkomitmen memberikan layanan optimal agar anak-anak tumbuh sehat dan terlindungi,” ungkapnya.

Dengan kombinasi deteksi dini, kebersihan lingkungan, serta perlindungan vaksinasi, masyarakat diharapkan bisa lebih siap melawan DBD dan menekan angka kasus yang terus berulang setiap tahun. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan