Kanker Serviks Masih Jadi Ancaman Serius, Deteksi Dini dengan Pap Smear Jadi Kunci Pencegahan
Tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks menunjukkan pentingnya deteksi dini sebagai langkah penyelamatan nyawa.
Penulis:
Anita K Wardhani
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Kasus kanker serviks pada perempuan Indonesia lumayan tinggi menyumbang angka kematian. Deteksi dini sebagai langkah penyelamatan nyawa penting dilakukan.
Data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) mencatat bahwa pada 2022 terdapat 36.964 kasus baru kanker serviks dengan 20.706 kematian di Indonesia1.
Baca juga: Dokter: Kanker Serviks Bukan Penyakit Main-main dan Sangat Berbahaya
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa kanker serviks saat ini merupakan jenis kanker terbanyak kedua di Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru setiap tahun.
Ironisnya, sekitar 70 persen dari kasus tersebut baru terdeteksi pada stadium lanjut, sehingga meningkatkan risiko kematian secara signifikan.
Baca juga: Ribuan Perempuan Meninggal Akibat Kanker Serviks, Revaksinasi HPV Jadi Kunci
Angka ini menegaskan pentingnya deteksi dini sebagai langkah penyelamatan nyawa.
Tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks menunjukkan pentingnya deteksi dini sebagai langkah penyelamatan nyawa.
Pemeriksaan Pap Smear menjadi salah satu metode efektif untuk mendeteksi adanya perubahan sel pada leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker.
Sayangnya, akses terhadap layanan ini masih belum merata, terutama bagi kelompok masyarakat prasejahtera.
Upaya peningkatan kesadaran dan akses terhadap pemeriksaan Pap Smear terus digalakkan melalui berbagai program kolaboratif.
Seperti yang digelar PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) di Desa Gunung Putri, Bogor, layanan Pap Smear gratis diberikan kepada puluhan perempuan prasejahtera sebagai bagian dari kampanye deteksi dini kanker serviks.
Program ini juga mendukung Gerakan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim yang dicanangkan pemerintah, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam menjamin akses kesehatan reproduksi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini diharapkan mampu menurunkan angka penderita kanker serviks di Bogor.
Kanker serviks menjadi kasus kanker terbanyak kedua di Kabupaten Bogor pada 2024.
Kegiatan ini juga demi mendukung Gerakan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim yang diluncurkan pemerintah, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pilar ketiga tentang Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan untuk memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi perempuan di Indonesia.
Baca juga: Pendarahan Tak Biasa Saat Haid Tak Boleh Disepelekan, Waspada Kanker Serviks
Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, mengungkapkan tujuan pihaknya menggelar program Pap Smear gratis ini.
"Kami ingin memberikan akses kesehatan yang merata sekaligus mendorong perempuan Indonesia untuk peduli pada kesehatan reproduksinya. Kesehatan perempuan sangatlah krusial, khususnya untuk membentuk generasi kini dan mendatang yang lebih baik, mengingat peran penting perempuan sebagai pendidik pertama bagi generasi penerus serta penggerak roda ekonomi," ujarnya.
Industri Alkes Mulai Gunakan Teknologi Ini untuk Deteksi Dini Kanker |
![]() |
---|
Gangguan Tiroid Bisa Dikenali Sejak Dini, Begini Cara Deteksi dan Pemeriksaannya |
![]() |
---|
Cegah Komplikasi Hepatitis, Ini Waktu Terbaik Lakukan Deteksi Dini dan Vaksinasi |
![]() |
---|
Deteksi Dini dan Operasi Minim Invasif Jadi Terobosan Penanganan Penyakit Paru |
![]() |
---|
Pasien Sering Datang Sudah Stadium Lanjut, Ini Alasan Kanker Pankreas Sulit Dideteksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.