Selasa, 28 Oktober 2025

Cara  Kemenkes Upayakan Kurangi Pasien ke Luar Negeri, Akses Teknologi Kesehatan Ditingkatkan

Kemenkes menyoroti masih banyaknya pasien yang lebih percaya berobat ke luar negeri, daripada di dalam negeri.

Tribunnews.com/Alivio
PASIEN KE LUAR NEGERI - Jumpa pers Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia Apt., M.Pharm., MARS terkait industri alat kesehatan lokal dan masyarakat diharapkan tak perlu lagi berobat ke luar negeri di Smesco, Jakarta, Kamis (23/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Banyak warga Indonesia lebih percaya berobat ke luar negeri. 
  • Salah satu alasan banyak warga Indonesia mencari pengobatan di luar negeri adalah keterbatasan akses terhadap alat dan teknologi medis canggih di dalam negeri.
  • Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat ketersediaan teknologi kesehatan inovatif di Indonesia, agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan medis berkualitas tinggi tanpa perlu bepergian ke negara lain.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyoroti masih banyaknya pasien yang lebih percaya berobat ke luar negeri, daripada di dalam negeri.

Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS, mengatakan salah satu alasan banyak warga Indonesia mencari pengobatan di luar negeri adalah keterbatasan akses terhadap alat dan teknologi medis canggih di dalam negeri.

Baca juga: Warga Sakit di Kampar Riau Ditandu Menembus Hutan ke Sumbar untuk Berobat

"Kalau untuk mendapatkan akses terhadap teknologi kesehatan yang inovatif sulit di Indonesia, orang akan pergi ke luar negeri. Misalnya, untuk radioterapi di sini harus antre berminggu-minggu, sementara di negara tetangga lebih cepat," kata Lucia Rizka Andalusia saat jumpa pers di Smesco, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, pemerintah berkomitmen untuk mempercepat ketersediaan teknologi kesehatan inovatif di Indonesia, agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan medis berkualitas tinggi tanpa perlu bepergian ke negara lain.

"Kita harus memiliki akses terhadap teknologi kesehatan inovatif secepat mungkin, supaya masyarakat kita bisa berobat di Indonesia dengan kualitas yang sama seperti di negara-negara lain," jelasnya.

Baca juga: Syahnaz Sadiqah Kabarkan Kondisi Terkini Mama Amy Usai Sampat Berobat ke Singapura 

Lucia menambahkan, upaya peningkatan akses ini sejalan dengan pertumbuhan pesat industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri. 

Sejak 2019, jumlah industri alkes di Indonesia meningkat dua kali lipat, dari sekitar 400 menjadi 815 industri.

"Dulu kebanyakan hanya trading atau impor, tapi sekarang sudah banyak yang memproduksi," tuturnya.

Dengan begitu, Kemenkes berupaya mengurangi pasien berobat ke luar negeri.

Kemenkes juga mencatat belanja alat kesehatan dalam negeri meningkat 3,4 kali lipat dalam tiga tahun terakhir dibandingkan 2019. 

Untuk mendorong penggunaan produk lokal, Kemenkes menerapkan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta mekanisme freeze dan unfreeze terhadap produk impor.

"Kalau kita sudah bisa membuat produk itu dalam negeri dan sudah mencukupi, maka kita akan men-freeze produk impor. Ini efektif, sehingga rumah sakit-rumah sakit pemerintah juga akan memilih produk dalam negeri," tutur Lucia.

Ia pun menyoroti kolaborasi LINET dan DV Medika, dengan harapan mempercepat transfer teknologi kepada tenaga kerja Indonesia sekaligus meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan berteknologi tinggi di dalam negeri.

Di sisi lain, kemitraan ini mendorong peningkatan kandungan lokal (TKDN) sesuai target pemerintah 60 persen pada 2025 sampai 2030, serta mendukung pemerataan akses dan ketersediaan alat kesehatan bagi rumah sakit di seluruh Indonesia.

"Sebagai bagian dari ekosistem industri alat kesehatan dalam negeri, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam percepatan transformasi sistem kesehatan nasional," kata Steven Lee, CEO DV Medika pada kesempatan sama.

"Kami percaya, kemandirian industri adalah fondasi utama menuju ketahanan kesehatan nasional," pungkasnya.

 

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved