Kemenkes Dorong Pemanfaatan Teknologi AI yang Aman Lewat Program Sandbox 2025
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam teknologi dan inovasi medis perlu diperluas
Ringkasan Berita:
- Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam teknologi dan inovasi medis perlu diperluas.
- Bidang kesehatan juga harus adaptif dengan perkembangan dan kemajuan teknologi termasuk trennya adalah AI.
- Karena itu, Kemenkes kembali membuka program Sandbox.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji mengatakan, penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam teknologi dan inovasi medis perlu diperluas.
Menurut dia, bidang kesehatan juga harus adaptif dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dimana kini trennya adalah AI.
Baca juga: Guru Masih Berperan di Era Digital, Pakar Pendidikan Sebut Teknologi AI Hanyalah Alat Bantu
Karena itu, Kemenkes kembali membuka program Sandbox.
Program pembinaan dan validasi bagi inovasi serta teknologi kesehatan yang dirancang bagi individu, startup, akademisi, maupun institusi pemerintah dan swasta.
Melalui program ini, Kemenkes memastikan inovasi digital kesehatan (IDK) di Indonesia tidak hanya inovatif, tetapi juga aman bagi pengguna, memiliki tata kelola yang baik, serta berkelanjutan.
“Program Sandbox kami perluas, dengan fokus ke AI, itu outputnya adalah agar inovasi bisa digunakan oleh masyarakat dengan lebih cepat. Namun tetap dijalankan dan dipastikan aman buat masyarakat,” kata dia di kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan ini mengatakan, pendaftaran Sandbox Kesehatan dibuka mulai 5-30 November 2025 secara daring melalui laman resmi sandbox.kemkes.go.id.
Ditambahkan, Ketua Tim Kerja Inovasi dan Pembiayaan Kesehatan Budi Kurniawan sejak Sandbox pertama diluncurkan pada tahun 2022, berbagai inovasi telah mendapatkan manfaat signifikan, baik dalam bentuk pembinaan maupun peluang investasi..
“Banyak inovator yang setelah masuk Sandbox mendapat peningkatan kepercayaan publik dan investor, bahkan berhak menggunakan logo resmi Kemenkes dengan status ‘dibina’,” jelas Budi.
Beberapa contoh inovasi yang berhasil antara lain layanan telemedisin, mental health digital platform, serta pengembangan teknologi genomik yang kini sedang diujicoba.
Melalui Sandbox 2025, Kemenkes berharap dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi dalam mempercepat transformasi digital di bidang kesehatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.