Selasa, 11 November 2025

Tak Perlu Khawatir, Ini 5 Tahapan Aman Pemeriksaan Kedokteran Nuklir bagi Pasien Kanker

Pemeriksaan kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman dan memiliki efek samping. Ini 5 tahapan aman sebelum pengobatan.

Tribunnews.com/Rina Ayu
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN NUKLIR. (kira-kanan) Kriswanto Trimoelja – CEO GE HealthCare Indonesia, dr. Yudistira Wastu Putra, MARS., MM Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi, dr. Esther Devina Panjaitan, SpKN – Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir Rumah Sakit Mitra Keluarga, Bekasi saat talkshow di Bekasi, Kamis (6/11/2025). (Tribunnews.com/ Rina Ayu) 
Ringkasan Berita:
  • Pengobatan di bidang kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman, atau bakal ada efek samping?
  • Dari sisi kesehatan, pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi dan menilai penyebaran penyakit seperti kanker.
  • Dokter membeberkan tahapan persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir ini.

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan kedokteran nuklir sering menimbulkan pertanyaan apakah aman dan memiliki efek samping.

Banyak pasien yang merasa khawatir dan takut. Padahal dari sisi kesehatan, pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi dan menilai penyebaran penyakit seperti kanker.

Baca juga: Jumlah Pasien Hipertensi dan Diabetes Tembus 27,9 Juta Orang, Total Biaya Pengobatan Rp 35,3 T

Dokter spesialis kedokteran nuklir dr. Esther Devina Panjaitan, Sp.KN membeberkan tahapan persiapan yang penting dilakukan pasien sebelum melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir ini.

Pemeriksaan kedokteran nuklir adalah metode pencitraan yang menggunakan sejumlah kecil zat radioaktif (radioisotop) untuk mendiagnosis dan menilai kondisi medis, seperti penyakit jantung, kanker, dan masalah tulang

Melalui pemeriksaan ini dokter dapat menilai fungsi dan bentuk organ tubuh dengan lebih jelas, sehingga penyakit lebih cepat dan tepat terdiagnosis.

Selain untuk memantau perkembangan penyakit, pemeriksaan ini bisa juga untuk mengevaluasi keberhasilan terapi.

Tahapan Pemeriksaan Kedokteran Nuklir

Berikut 5 tahapan pemeriksaan kedokteran nuklir bagi pasien kanker menurut dr Esther.

1.Pemeriksaan Gula Darah

Alat cek gula darah
Alat cek gula darah ()

“Yang paling utama adalah untuk pemeriksaan gula darah. Kenapa harus dilakukan pemeriksaan gula darah? Karena obat yang akan dimasukkan atau radiotracernya dia adalah glukosa analog,” kata dia saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

Radiotracer merupakan glukosa analog dimana zatnya menyerupai glukosa. Radiotracer ini berfungsi mengikuti aliran glukosa ke dalam organ tubuh yang aktif menggunakan gula sebagai sumber energi.

“Karena itu pasien diminta untuk berpuasa dan dilakukan pemeriksaan gula darah terlebih dahulu. Tujuannya untuk memastikan apakah pemeriksaan bisa dilakukan atau tidak,” ujarnya.

2. Ganti Pakaian Khusus

Kedua, pasien harus mengganti pakaian khusus yang disediakan.

Tujuannya agar tidak ada kontaminasi radiasi.

“Walaupun kami sudah melakukan seminimal mungkin, seaman mungkin, tetapi kami tidak pernah tahu kalau ada pasien yang tiba-tiba dia mengeluhkan muntah atau yang lain itu bisa jadi kontaminasi Jadi harapannya pasien pulang pun dia tidak akan membawa radiasi keluar ruangan,” tutur dia.

3.Penyuntikan Radiofarmaka

Kemudian pasien akan menunggu di ruangan yang telah disediakan untuk dilakukan penyuntikan radiofarmaka.

Penyuntikan ini tidak terasa sakit dan tidak perlu khawatir, karena seperti mengambil darah.

Lalu obatnya dimasukkan. Dalam fase ini, membutuhkan waktu untuk terdistribusi dari ujung kepala sampai ujung kaki 60 menit sebelum pasien menjalani pemindaian (scan).

4.Waktu Pemeriksaan

Pasien akan dilakukan pemeriksaan scan.

Lama waktu scan ini tergantung dari postur tubuh pasien.

Baca juga: Nirina Zubir, Melanie Subono hingga Musisi Indie Ramaikan Penggalangan Dana Kanker Anak 

“Semakin tinggi pasiennya, semakin gemuk pasien maka dia akan membutuhkan waktu scan yang sedikit lebih lama Kenapa? Itu tergantung dari metabolisme dari pasien itu sendiri,” ungkap dr Esther.

Meskipun begitu, seluruh proses dilakukan dengan nyaman dan pengawasan ketat dari tenaga medis.

5.Aman untuk Semua Kondisi Tubuh

Banyak pasien khawatir dengan pemeriksaan kedokteran nuklir, aman atau tidak.

Juga merasakan takut pada radiasinya.

Dokter Esther menegaskan bahwa pemeriksaan tersebut aman dan tidak merusak organ tubuh.

“Dosis radiasi yang diberikan pada setiap pasien berbeda-beda dan disesuaikan secara individual,” ujarnya.

Upaya Peningkatan Akses

Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, meskipun hingga 50 persen kasus sebenarnya dapat dicegah jika penyakit terdeteksi lebih awal.


Salah satu tantangan utama adalah keterlambatan diagnosis, yang sering disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap teknologi pencitraan medis canggih.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses tersebut, sejumlah rumah sakit mulai mengembangkan layanan kedokteran nuklir dengan teknologi pemindaian modern seperti PET/CT dan SPECT/CT seperti RS Mitra Keluarga Bekasi Timur yang bekerja sama dengan GE HealthCare.

“Teknologi ini membantu tenaga medis mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi pasien, sehingga diagnosis dan rencana pengobatan dapat dilakukan lebih tepat sasaran,“ tutur CEO GE HealthCare Indonesia, Kriswanto Trimoelja di kesempatan yang sama.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved