Program Makan Bergizi Gratis
Keracunan MBG Sering Terjadi di Bandung Barat, Hasil Laboratorium Tunjukan Bukan Karena Kualitas Air
Di Bandung Barat, kejadian keamanan pangan telah terjadi di 7 dapur MBG. Pemicu keracunan MBG diduga dari kualitas air. Benarkah?
Ringkasan Berita:
- BGN mengungkap penyebab rentetan kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
- Selama bulan September dan Oktober, puluhan hingga ratusan siswa terdampak dalam masing-masing kasus itu.
- Kualitas air dicurigai menjadi penyebab kasus keracunan tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap penyebab rentetan kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Di Bandung Barat, kejadian keamanan pangan telah terjadi di 7 dapur MBG.
Baca juga: Menengok Program MBG Mulai dari Dapur Hingga Disantap Anak Sekolah di Cilegon Banten
Selama bulan September dan Oktober, puluhan hingga ratusan siswa terdampak dalam masing-masing kasus itu.
Kualitas air dicurigai menjadi penyebab kasus keracunan tersebut.
"Temuan di lapangan terkonfirmasi dari hasil uji laboratorium bahwa air yang digunakan 6 SPPG di Bandung Barat, memenuhi syarat," tutur Ketua Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN), Arie Karimah Muhammad ditulis di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Baca juga: Bertemu Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Pedagang Warteg Ingin Turut Kontribusi Program MBG
Hasil Temuan Tim Investigasi
Kasus insiden keamanan pangan pertama di Kabupaten Bandung Barat terjadi pada 26 September 2025.
Hidangan MBG berasal dari 3 SPPG, yakni SPPG Cipongkor Cijambu, SPPG Cipongkor Neglasari, dan SPPG Cihampelas.
Baca juga: Belum Sampai Jadi Menu MBG, Anggur Hijau di Sukoharjo Ditemukan Terkontaminasi Sianida
Hasil investigasinya sudah dilaporkan pada tanggal 17 Oktober lalu, dengan penyebab tingginya cemaran nitrit pada melon dan lotek.
Kasus insiden keamanan pangan selanjutnya melibatkan dua SPPG di Cisarua, yakni SPPG Cisarua Jambudipa pada 14 Oktober 2025, dan SPPG Cisarua Pasirlangu pada 15 Oktober 2025.
“Dalam dua kasus ini, insiden tidak bisa dianalisis lebih lanjut karena tim investigasi independent tidak memperoleh data hasil uji laboratorium terhadap makanan yang disajikan,” kata Arie.
Ada temuan menarik dari hasil analisis fisik, kimia dan mikrobiologi air yang digunakan di 6 SPPG di Bandung Barat, yakni SPPG Cipongkor Cijambu, Cipongkor Neglasari, Cisarua Jambudipa, Cisarua Pasirlangu, Lembang Kayu Ambon, dan Lembang Cibodas 2.
Analisis dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Kabupaten Bandung Barat, 23 Oktober 2025 dalam rangka memperoleh SLHS (Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi), dan 3 November.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.