Paparan Radioaktif Cikande, Pakar Imbau Warga Tak Panik tapi Tetap Waspada dan Bijak
Ahli epidemiologi dan kesehatan lingkungan bicara soal paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Banten.
Ringkasan Berita:
- Ahli epidemiologi dr. Dicky Budiman mengimbau masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada menyusul ditemukannya paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Banten.
- Paparan Cs-137 dapat menyebar melalui debu, air tanah, atau rantai makanan, dengan risiko jangka panjang seperti kanker dan gangguan reproduksi.
- Dicky menekankan pentingnya komunikasi risiko yang transparan dari pemerintah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah ditemukannya paparan radioaktif cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Banten, kekhawatiran masyarakat meningkat.
Banyak yang cemas, sebagian lagi bingung harus berbuat apa.
Namun menurut dr. Dicky Budiman, dokter sekaligus ahli epidemiologi dan kesehatan lingkungan, sikap terbaik bukanlah panik, melainkan tetap tenang sambil meningkatkan kewaspadaan.
“Hal yang perlu diwaspadai pertama, tidak merasa sakit sama dengan aman. Itu salah kaprah, karena banyak efek radiasi bersifat laten,” ujar dr. Dicky kepada Tribunnews, Rabu (12/11/2025).
Paparan Tak Terlihat, Tapi Dampaknya Nyata
Dr. Dicky menjelaskan, Cs-137 dapat menyebar lewat debu industri, air tanah, hingga rantai makanan.
Zat ini tidak berbau dan tidak berwarna, sehingga sulit disadari tanpa pemeriksaan khusus.
Ia menyebut, paparan bisa terjadi secara eksternal (melalui kontak dengan material logam atau tanah terkontaminasi) maupun internal (melalui udara, air, atau makanan).
Meski efeknya tidak langsung terasa, dalam jangka panjang paparan radiasi rendah dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan reproduksi.
Hindari Aktivitas Berisiko dan Tunggu Hasil Uji Resmi
Dr. Dicky mengimbau masyarakat di sekitar Cikande untuk sementara waktu menghentikan konsumsi atau penjualan bahan pangan dari area yang dicurigai terpapar.
Termasuk hasil laut, sayur, atau air sumur setempat.
“Sebaiknya hentikan konsumsi bahan-bahan dari lokasi yang dicurigai sampai ada hasil uji laboratorium resmi,” ujarnya.
Selain itu, warga juga diimbau menghindari pekerjaan yang menghasilkan debu seperti menggali tanah, memotong logam, atau memecah beton, terutama di area yang diduga tercemar.
Langkah ini penting untuk meminimalkan risiko inhalasi partikel radioaktif.
Tenang, Bukan Tak Peduli
Ketenangan, menurut dr. Dicky, bukan berarti menganggap enteng situasi.
Justru dengan bersikap tenang dan sadar, masyarakat bisa lebih mudah mengikuti panduan mitigasi dari pemerintah dan tenaga medis.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi risiko yang transparan, agar publik tidak terjebak antara kepanikan dan pengabaian.
“Program komunikasi risiko yang transparan, hasil uji area terlarang, dan panduan kesehatan harus mudah diakses publik supaya mengurangi kepanikan sekaligus mencegah risiko,” tegasnya. (Aisyah Nursyamsi)
| Prakiraan Cuaca Kota Serang Kamis, 13 November 2025: Berawan Sepanjang Hari |
|
|---|
| Ibu dan Anak Balita di Serang Banten Diculik, Diduga Terkait Urusan Bisnis Limbah |
|
|---|
| Dampak Radiasi Cs-137 di Cikande, Pakar Ingatkan Efeknya Bisa Bertahan Puluhan Tahun |
|
|---|
| Kejati Banten Minta Pejabat Daerah yang Merasa Diperas Oknum LSM untuk Melapor |
|
|---|
| Siswa SMP di Tangsel Dibully Sejak MPLS: Korban Rabun Akibat Dipukul Pakai Kursi Besi |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.