Pneumonia Anak Masih Jadi Ancaman Mematikan, Segera Berobat Saat Napas Cepat! Itu Tanda Bahaya
Pneumonia atau infeksi pada paru-paru pada anak kembali menjadi perhatian karena berujung kematian. Segera berobat jika ada tanda bahaya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
Ringkasan Berita:
- Pneumonia pada anak kembali menjadi perhatian karena berujung kematian.
- Peningkatan kasus rawat inap akibat penyakit ini masih disorot.
- Salah satu faktor penentu risiko fatal adalah kecepatan mendapat pertolongan medis.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pneumonia pada anak kembali menjadi perhatian karena berujung kematian.
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan dan kantung udara (alveoli) terisi cairan atau nanah, sehingga penderitanya sulit bernapas.
Baca juga: Bedakan Sesak Napas Pneumonia dan Asma pada Anak, Ini Penjelasan Lengkap Dokter
Kondisi ini sering disebut juga paru-paru basah dan bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Meski sebagian anak dapat pulih dengan cepat, sebagian lainnya mengalami kondisi berat hingga berujung fatal, terutama ketika akses pertolongan terlambat.
Peningkatan kasus rawat inap akibat penyakit ini masih disorot.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), Subsp.Resp(K), menjelaskan bahwa kasus pneumonia berat yang berujung kematian masih ditemukan di sejumlah rumah sakit rujukan.
“Di rumah sakit-rumah sakit besar yang rujukan kematian karena pneumonia itu terjadi. Jadi, biasanya yang mengalami kematian akibat pneumonia anak kalau di rumah sakit kami adalah mereka yang sudah mempunyai komorbiditas atau penyakit lain,” jelasnya pada media briefing virtual, Jumat (22/11/2025).
Menurutnya, anak dengan penyakit keganasan, gangguan imun, atau komorbid lain sangat rentan mengalami pneumonia berat.
Baca juga: Pneumonia Anak Meningkat, Ini Penyebab Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai Orangtua
Namun, ia menegaskan bahwa kasus pada anak sebelumnya sehat pun tetap bisa terjadi.
“Tapi apakah ada anak yang sebelumnya sehat warafiat kemudian terkena pneumonia kemudian meninggal? Ada, banyak,” ungkapnya.
Salah satu faktor penentu risiko fatal adalah kecepatan mendapat pertolongan medis.
Di daerah dengan akses rumah sakit yang jauh, keterbatasan oksigen dan fasilitas masih menjadi tantangan.
Keterlambatan ini meningkatkan risiko kematian meski kondisi awal anak tampak tidak terlalu berat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.