Sabtu, 22 November 2025

Kenali Gejala Pneumonia Lebih Awal, Ini Panduan Lengkap Agar Anak Tidak Terlambat Ditangani

Berikut panduan lengkap agar anak tidak terlambat ditangani saat mengalami gejala pneumonia.

Ist
ILUSTRASI - Rontgen pneumonia pada balita. Berikut panduan lengkap agar anak tidak terlambat ditangani saat mengalami gejala pneumonia. 

Ringkasan Berita:
  • Pneumonia sering terlambat dikenali karena mirip ISPA biasa, padahal keterlambatan bawa ke RS jadi penyebab utama kematian balita.
  • Tanda bahaya pneumonia yang harus langsung dibawa ke RS: napas cepat, cuping hidung, tarikan dinding dada, saturasi oksigen <92>
  • Pencegahan terbaik: imunisasi lengkap (PCV, Hib, DPT, campak, influenza), ASI eksklusif, hindari asap rokok/polusi, serta deteksi dini napas cepat di posyandu.


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pneumonia kerap dianggap mirip Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) biasa sehingga terlambat dikenali oleh orang tua. 

Padahal, keterlambatan penanganan menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat pneumonia pada balita di negara berkembang. 

Oleh karena itu, penting edukasi yang tepat demi mencegah kondisi ini.

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), mengingatkan bahwa banyak orang tua masih belum memahami tanda bahaya pneumonia.

“Seringkali kematian akibat pneumonia itu disebabkan karena keterlambatan anak itu dibawa ke rumah sakit. Banyak disebabkan faktor bahwa orang tua tidak mengenali gejala pneumonia dan tidak mengenali tanda bahaya pneumonia,” jelasnya pada media briefing, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Pneumonia Anak Meningkat, Ini Penyebab Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai Orangtua

Penularan yang Sangat Mudah, Bukan Hanya dari Batuk Bersin

Pneumonia dapat menular melalui udara, droplet, hingga benda-benda yang disentuh anak

Ketika anak atau orang lain menyentuh hidung yang sedang terinfeksi lalu memegang permukaan benda, virus atau bakteri bisa berpindah ke anak lain dengan mudah.

Kondisi lingkungan padat penduduk, ventilasi buruk, serta paparan asap rokok, termasuk rokok elektrik memperbesar risiko penularan dan memperparah gejala pernapasan pada anak.

Gejala yang Perlu Dikenali sejak Hari Pertama

Pneumonia biasanya dimulai dari batuk, pilek, dan demam ringan. Namun, dalam beberapa hari, gejani berkembang menjadi:

  • Napas cepat
  • Sesak napas
  • Napas cuping hidung (kembang-kempis)
  • Tarikan dinding dada ke dalam
  • Anak tampak sangat lelah atau lemas

Beberapa tanda bahaya lain yang harus diwaspadai adalah anak tidak mau minum, muntah terus, kejang, tidak buang air kecil berjam-jam, hingga penurunan kesadaran.

Orangtua yang memiliki pulse oximeter di rumah juga bisa memeriksa saturasi oksigen. 

Nilai normal adalah lebih dari 95 persen, dan jika angka turun di bawah 92 persen, kondisi sudah termasuk tanda bahaya.

Peran Posyandu dalam Deteksi Cepat

Dalam upaya menurunkan kasus pneumonia, posyandu dan puskesmas melatih para kader untuk bisa mengenali tanda napas cepat. 

Petugas akan menghitung napas anak selama satu menit dengan standar usia yang sudah ditetapkan.

Upaya skrining seperti ini penting untuk mempercepat rujukan dan mencegah kondisi anak semakin memburuk sebelum ditangani tenaga medis.

Baca juga: Dokter Spesialis Paru: Udara Bersih dan Iklim Sehat, Dua Kunci Cegah Pneumonia

Mengapa Napas Cepat Menjadi Penanda Kunci?

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved