Bedakan Sesak Napas Pneumonia dan Asma pada Anak, Ini Penjelasan Lengkap Dokter
Berikut cara membedakan sesak napas pneumonia dan asma pada anak dari Dr. dr. Nastiti Kaswandani.
Ringkasan Berita:
- Pneumonia biasanya diawali demam-batuk-pilek lalu napas cepat + saturasi oksigen turun <92>
- Pneumonia butuh rawat inap dan antibiotik/antivirus, sementara asma biasanya cepat membaik dengan obat hirup/nebulisasi.
- Lindungi anak dari pneumonia dengan vaksinasi tinggi di lingkungan (herd immunity), jauhkan asap rokok (termasuk third hand smoke), ASI eksklusif, dan etika batuk yang benar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat anak mengalami sesak napas, orang tua kerap kesulitan membedakan apakah kondisi tersebut disebabkan pneumonia atau serangan asma.
Padahal, keduanya membutuhkan penanganan berbeda. Kesalahan penanganan dapat memperburuk kondisi anak.
Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), Subsp.Resp(K), membedakan pneumonia dan asma memang tidak mudah bagi orang awam.
“Jadi memang untuk non-medis, sesak napas itu sulit dibedakan,” ujarnya pada media briefing virtual, Jumat (21/11/2025).
Pneumonia merupakan infeksi paru yang biasanya didahului demam, batuk, dan pilek, kemudian berkembang menjadi napas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah.
Saturasi oksigen juga biasanya turun hingga di bawah 92 persen.
Baca juga: Dampak Pneumonia pada Otak Bayi, Bisa Berisiko Turunkan Potensi Kecerdasan di Masa Depan
Sementara itu, asma umumnya menyerang anak usia lebih besar dan tidak selalu disertai demam.
Serangan asma bisa muncul karena paparan debu, asap rokok, hingga stres. Bunyi mengi atau “ngik-ngik” sering menjadi tanda khasnya.
Anak yang mengalami serangan asma biasanya membaik setelah diberikan obat hirup atau nebulisasi. Namun, ini tidak berlaku pada pneumonia.
“Kalau penemuni, si kantong paru yang sudah terisi cairan itu tidak mudah diatasi begitu saja, dia perlu waktu untuk membaik, sehingga anak dengan pneumonia biasanya harus dirawat untuk diobati,” jelasnya.
Peran Vaksinasi dan Herd Immunity Lindungi Bayi yang Belum Bisa Divaksin
Pakar menegaskan bahwa beberapa bayi dapat terkena pneumonia sebelum mencapai usia vaksinasi.
Pada kondisi inilah peran cakupan vaksinasi masyarakat menjadi sangat penting.
Ketika sebagian besar orang di lingkungan telah divaksin, penyebaran penyakit menurun sehingga bayi atau individu yang belum bisa divaksin tetap terlindungi lewat herd immunity.
Selain vaksin, menjaga kualitas udara di rumah juga menjadi langkah kunci.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.