Jumat, 5 September 2025

Senator Dedi Iskandar Batubara: Penguatan Keluarga Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Dedi Iskandar Batubara tegaskan pentingnya peran keluarga dan perempuan dalam membentuk generasi emas menuju Indonesia Emas 2045.

Editor: Content Writer
Istimewa
PERAN KELUARGA - Senator dari Provinsi Sumatera Utara, Dedi Iskadar Batubara, menekankan pentingnya mempersiapkan generasi emas yang dimulai dari keluarga, terutama para perempuan. Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam kegiatan Lokakarya bertema “Peran DPD RI Dalam Penguatan Keluarga Menuju Indonesia Emas 2045” di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan. 

TRIBUNNEWS.COM - Senator atau anggota DPD RI dari Provinsi Sumatera Utara yang juga Ketua Kelompok DPD RI di MPR RI, Dedi Iskadar Batubara memberikan sambutan dan membuka kegiatan Lokakarya bertema “Peran DPD RI Dalam Penguatan Keluarga Menuju Indonesia Emas 2045” di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan, belum lama ini. Dalam lokakarya ini, hadir para peserta yang berasal dari anggota Muslimat Al Washliyah. 

Dedi Iskandar Batubara menekankan pentingnya mempersiapkan generasi emas yang dimulai dari keluarga terutama para perempuan. Sebab, semuanya lahir dari rahim perempuan, tidak ada yang dari rahim laki-laki.

“Mereka (perempuan, red) yang mengurus, merawat sejak kecil dan mereka tahu apa yang disiapkan mulai dari makanan sampai isi kepala. Keteladanan itu biasanya ibu-ibu yang menyiapkan kepada anaknya dari mulai awal,” ujarnya.

Dedi Iskandar juga mengatakan dengan visi Indonesia Emas 2045, Indonesia ingin menjadi negara maju dan keluar dari zona middle income trap, karena kalau pakai perspektifnya Bank Dunia, sebenarnya masyarakat Indonesia masih banyak yang miskin, tetapi kalau pakai perspektif BPS masih agak sejahtera.

“Kita juga  ingin segera sejajar dengan negara-negara besar lainnya. Karena itu saya kira dengan populasi penduduk kita 286 juta jiwa mendekati angka 300 juta. Ini populasi yang sangat besar, nomor 4 terbesar di dunia setelah India, China, dan Amerika. Tentu kita mesti mempersiapkan dengan sebaik mungkin generasi terbaik kita untuk terus mempertahankan bangsa dan negara ini,” katanya. 

Dedi Iskandar menambahkan pentingnya bangsa Indonesia mempersiapkan generasi unggul yang mampu mempertahankan kekayaan alam yang luar biasa yang dimiliki bangsa Indonesia. Sumber daya alam mesti dijaga dan terus diurus dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan oleh anak cucu di masa-masa yang akan datang.

“Sumber daya alam ini sesungguhnya bukan punya kita. Ini warisan milik anak cucu kita. Jadi, kita mesti jaga dan kita rawat dengan sebaik-baiknya. Dan, kita tentu berterima kasih kepada Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo yang berkomitmen untuk mengelola SDA untuk sebesar-besar kemanfaatan dan kebaikan bangsa dan negara,” ujar Dedi yang juga seorang akademisi.

Baca juga: Transformasi Birokrasi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Menurut Dedi Iskandar, penguatan keluarga perlu dibangun secara sehat, secara harmonis dengan edukasi yang cukup sehingga bisa menjadi modal untuk berkompetisi di masa yang akan datang. Kalau keluarganya broken home, tentu pesimis menyiapkan generasi penerus yang mampu berkompetisi pada banyak hal di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, menurut Dedi Iskandar, masih banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan jika Indonesia ingin menjadi negara maju pada 2045, tepat satu abad kemerdekaan.

Salah satunya adalah persoalan pendidikan, di mana saat ini masih ada sekitar 4 juta anak usia 7 hingga 18 tahun yang tidak bersekolah atau putus sekolah.

Di bidang kesehatan, angka stunting masih tinggi di angka 19,8 persen, sehingga dibutuhkan kerja ekstra untuk menurunkannya hingga ke target 14,2 persen pada 2029. Sementara itu, tantangan sosial juga kian kompleks, seperti maraknya judi online yang melibatkan sekitar 1 juta orang—sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah dan berusia antara 20 hingga 40 tahun.

Hal lainnya adalah peningkatan angka kejahatan yang dilakukan anak usia remaja tahun 2020 hingga 2023. Catatannya ada 2.000 anak bermasalah yang dihukum per Agustus 2023 dengan 1.467 anak berstatus tahanan, 526 menjalani hukuman sebagai narapidana.

“Melihat potret data tentu akan ada persoalan pada calon-calon generasi penerus bangsa di masa depan. Karenanya sebagai lembaga negara, DPD RI ingin ikut serta memberikan kontribusi dan berperan dalam rangka membantu Pemerintah menyelesaikan akar-akar persoalan tersebut dengan melakukan perbaikan dari hulunya, yaitu lingkungan keluarga”, terangnya.

Pada akhir pengantar diskusi Lokakarya, Dedi Iskandar mengatakan DPD RI akan menjalankan fungsi pengawasannya untuk memastikan bahwa semua aktivitas penyelenggara negara yang berorientasi kepada penyiapan generasi emas di 2045 bisa berjalan dengan baik.

“Bagaimana pemerintah bisa menyiapkan sekolah yang terbaik yang bisa dijangkau oleh masyarakat bawah, menyiapkan gizi buat anak-anak, mendukung UMKM dan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan mendapatkan akses mudah dalam mendapatkan pinjaman modal dengan jaminan ringan,” ujar Dedi Iskandar.

Baca juga: Wapres Gibran Sebut Hilirisasi Bisa Bawa Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan