Kamis, 11 September 2025

Teks Khutbah Jumat 10 Mei 2024: Keistimewaan Bulan Mulia Dzulqa’dah

Contoh teks khutbah Jumat bulan Dzulqa’dah 2024 dengan tema keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah, dapat dibacakan pada khutbah salat Jumat 10 Mei 2024.

Kolase Tribunnews
Teks Khutbah Jumat keistimewaan Bulan Mulia Dzulqa’dah - Contoh teks khutbah Jumat bulan Dzulqa’dah 2024 dengan tema keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah, dapat dibacakan pada khutbah salat Jumat 10 Mei 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Contoh teks khutbah Jumat bulan Dzulqa’dah 2024 dengan tema keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah.

Naskah khutbah Jumat Dzulqa’dah 2024 dalam artikel ini berkaitan dengan pengetahuan tentang keutamaan dan keistimewaan bulan mulia Dzulqa’dah.

Dalam khutbah Jumat Dzulqa’dah 2024 ini akan diterangkan bagaimana umat Islam yang taat untuk tidak mengotori bulan yang mulia ini.

Khotib dapat menyampaikan tentang ajaran Rasulullah yang dilakukan pada bulan mulia Dzulqa’dah.

Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari Jumat, 20 Mei 2024.

Simak contoh khutbah jumat berikut ini, melansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo.

Khutbah Jumat: Bulan Dzulqadah, Bulan Mulia

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: “إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ، وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ” (سورة التوبة: ٣٦).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Hadirin rahimakumullah,

Allah subhanahu wa ta’ala melebihkan derajat sebagian makhluk-Nya atas sebagian yang lain. Sebagian manusia, Allah jadikan lebih utama daripada sebagian manusia yang lain.

Sebagian tempat, Dia jadikan lebih utama daripada sebagian tempat yang lain. Dan sebagian waktu, Dia jadikan lebih utama dibandingkan dengan sebagian waktu yang lain. Di antara sebagian waktu yang Allah lebihkan keutamaannya atas sebagian waktu yang lain adalah bulan Dzulqa’dah yang telah kita masuki pada hari ini.

Di antara keutamaan dan keistimewaan bulan Dzulqa’dah adalah sebagai berikut:

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Pendidikan

1. Dzulqa’dah adalah permulaan dari empat bulan yang dimuliakan (al- Asyhur al-Hurum). Empat bulan haram atau empat bulan yang dimuliakan itu adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Disebut Dzulqa’dah disebabkan orang-orang Arab pada masa lalu tidak melakukan perang (qu’uud ‘anil qitaal) di dalamnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (سورة التوبة : 36)

Maknanya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)” (QS at-Taubah: 36)

2. Dzulqa’dah adalah satu di antara tiga bulan haji, yaitu Syawwal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Tidak sah ihram untuk haji pada selain waktu tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

الْحَجُ أَشْهُرٌ مَعْلُوْمت (البقرة: 197)

Maknanya: “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan)” (QS al-Baqarah: 197)

3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu meriwayatkan:

اعْتَمَرَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلُّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي كانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْراً مِنَ الْحُدَيْبِيَّةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ، وَعُمْرًا مِنَ العَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي القَعْدَةِ ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ (رواه البخاري)

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan