Bacaan Doa
Doa Tahiyat Akhir, Rukun Sholat yang Tak Boleh Ditinggalkan
Doa tahiyat akhir adalah bacaan yang dibaca pada rakaat terakhir sholat. Membaca tahiyat akhir merupakan rukun yang tidak boleh ditinggalkan.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Doa tahiyat akhir adalah bacaan yang dibaca pada rakaat terakhir sholat.
Bacaan tahiyat akhir wajib dibaca karena menandai akhir dari rangkaian rukun sholat sebelum salam.
Dalam doa tahiyat akhir, terkandung pujian kepada Allah, penghormatan kepada Rasulullah, serta permohonan keselamatan bagi hamba-hamba Allah yang saleh.
Kementerian Agama menjelaskan, amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab di hari kiamat adalah sholat.
Karena itu, umat Islam wajib menyempurnakan sholatnya terutama ketika menjalankan sholat fardhu.
Hal ini disebutkan dalam hadis riwayat Al Imaam Abu Saawud nomor 864.
Dari Abu Hurairah beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah sholatnya. Robb kita ‘Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat-Nya, sedangkan Dia lebih mengetahui-, “Perhatikan sholat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allooh berfirman, “Perhatikan lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan sholat sunnah?” Jikalau terdapat sholat sunnahnya, Allooh berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada sholat wajib hamba-Ku itu dengan sholat sunnahnya.” Kemudian semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian.”
Tahiyat akhir merupakan bagian dari sholat yang wajib dibaca sebelum salam dan bacaannya disebutkan dalam sebuah hadis.
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata: “Rasulullah ﷺ mengajarkan tashahhud kepadaku sambil meletakkan tanganku di antara tangan beliau, seperti beliau mengajarkan kepadaku surat dari Al-Qur’an, yaitu:
اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Setelah membaca tashahhud, Nabi ﷺ berpaling lalu berkata: “Apa yang saya ucapkan itu adalah salam yang disampaikan kepada kalian. Jika kalian mengucapkannya, maka kalian akan menyampaikan salam kepada setiap hamba Allah yang saleh di langit dan di bumi.”
Kemudian beliau menambahkan: “Dan setelah itu, mintalah apa yang kamu hendak mohon.” (HR. Bukhari no. 6265; Muslim no. 402)
Baca juga: Doa Iftitah, Sunnah Rasulullah yang Sering Terlupakan Saat Sholat
Bacaan tahiyat akhir ada yang diawali "At-tahiyyaatu lillaahi was-sholawaatu wat-thayyibaatu" dan "Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatut thayyibaatu lillaahi" yang mana keduanya sah, seperti yang diajarkan Rasulullah.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, diriwayatkan Rasulullah ﷺ mengajarkan tasyahhud/tahiyat, seperti dalam sabdanya:
"At‑tahiyyatu al‑mubarakatu s-salawatu t-tayyibatu lillah, assalamu ‘alaika ayyuha n‑nabiyyu wa raḥmatullahi wa barakatuh, assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadi‑Llahi as‑salihin, ash-hadu an la ilaha illallah, wa ash-hadu anna Muhammadan rasulu‑Llah."
Hadis tersebut dinyatakan sahih oleh Imam Muslim dan dikutip oleh ad-Darqatni dari Sunan ad-Darqatni, serta tercantum dalam Sahih Muslim (no. 403).
Kementerian Agama dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II SD halaman 156 terbitan tahun 2017, menyebutkan dua bacaan tahiyat akhir atau tasyahud akhir.
Doa Tahiyat Akhir/Tasyahud Akhir
اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ،
اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
At-tahiyyaatu lillaahi was-sholawaatu wat-thayyibaatu,
Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh,
Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahis-shoolihiin,
Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad,
kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim,
fil ‘aalamiina innaka Hamiidum Majiid.
Artinya: "Segala kehormatan, keberkahan, dan kebaikan adalah milik Allah. Keselamatan atasmu, wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam."
atau
ٱلتَّحِيَّاتُ ٱلْمُبَارَكَاتُ ٱلصَّلَوَاتُ ٱلطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ ٱللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَىٰ عِبَادِ ٱللَّهِ ٱلصَّالِحِينَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّهِ.
ٱللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
وَبَارِكْ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيمَ،
Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatut thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibaadillaahis shaalihiina. Asy-hadu anlaa ilaaha illaallaahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullahi. Allaahumma shalli 'alaa muhammadin. Wa 'alaa aalii muhammad. Kamaa shallaita 'alaa ibraahiima wa' alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammadin. Kamaa baarakta 'alaa ibraahiima wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidun majiidun.
Artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu wahai Nabi Muhammad, teriring rahmat dan berkahNya. Semoga pula keselamatan atas kita dan atas hamba Allahyang shalih. Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Dan berilah rahmat kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad beserta keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Nabi lbrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, Engkaulah yang terpuji dan Maha Mulia.
Rukun Sholat
Menurut Kementerian Agama Yogyakarta, ada sejumlah rukun sholat yang wajib dilakukan secara urut oleh seorang muslim yang sholat.
- Berdiri bila mampu
- Niat
- Takbiratul ikhram
- Membaca Al Fatihah
- Rukuk dengan tuma’ninah
- I'tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Membaca tasyahud awal
- Membaca tasyahud akhir
- Membaca shalawat atas nabi
- Membaca salam
- Runtut atau tertib.
Tata Cara Sholat
Sholat merupakan tiang agama Islam, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah.
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkanku ke surga dan menjauhkanku dari api neraka.” Beliau menjawab, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan apa pun, dirikanlah salat, bayarkanlah zakat, puasa Ramadan, dan hajilah ke Baitullah…” Kemudian beliau berkata, “Maukah aku beritahukan kepadamu tentang pokok perkara, tiangnya, dan puncaknya?” Aku menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Puncak perkara adalah Islam, tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad.” (HR. An‑Nawawi)
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, gerakan sholat dimulai dari berdiri tegak (bagi yang mampu), lalu takbiratul ihram (mengangkat tangan), menyelesaikan rakaat sholat hingga salam.
1. Berdiri Tegak
Sholat dilakukan dengan berdiri tegak bagi yang mampu dengan menghadap kiblat.
Bagi yang tidak mampu berdiri, dapat melaksanakan sholat sesuai kemampuan fisiknya misalnya duduk atau berbaring.
2. Membaca niat, dapat diniatkan dalam hati mau pun dilafalkan secara lisan dengan bacaan:
Niat sholat zuhur:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an uṣalliya farḍa aẓ-ẓuhri arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Zuhur empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Asar:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an uṣalliya farḍa al-‘aṣri arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Asar empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Magrib:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an uṣalliya farḍa al-maghribi thalātha raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Magrib tiga rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Isya:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an uṣalliya farḍa al-‘ishā’i arba‘a raka‘ātin mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Isya empat rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
Niat sholat Subuh:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu an uṣalliya farḍa aṣ-ṣubḥi rak‘ataini mustaqbila al-qiblah, adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat fardhu Subuh dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala."
3. Takbiratulihram, mengangkat tangan sejajar dengan telinga atau pundak, sambil membaca:
اللّٰهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar"
4. Membaca doa iftitah (Sunnah)
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta baina al-masyriqi wal-maghrib.
Allahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqa ats-tsawbu al-abyadhu mina ad-danas.
Allahumma-ghsilnii min khathaayaaya bits-tsalji wal-maa’i wal-barad
Artinya:
"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun."
Atau
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Allāhu akbaru kabīrā, wal-ḥamdu lillāhi katsīrā, wa subḥānallāhi bukratan wa aṣīlā. Innī wajjahtu wajhiya lilladzī faṭaras-samāwāti wal-arḍa ḥanīfan musliman wa mā ana minal-musyrikīn. Inna ṣalātī wa nusukī wa maḥyāya wa mamātī lillāhi rabbil-‘ālamīn. Lā syarīka lahū, wa bidzālika umirtu wa anā minal-muslimīn.
Artinya:
“Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku termasuk golongan orang-orang muslim (yang berserah diri).”
5. Membaca taawuz (menurut sebagian ulama)
6. Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat
7. Membaca surah atau ayat Al-Quran
8. Ruku' dengan tuma'ninah (tenang/berhenti sejenak), dengan membaca bacaan:
Subhana rabbiyal 'adhiimi wabihamdih (3×)
Artinya: Maha Suci Allah, Tuhanku Yang Maha Agung dan aku memuji kepadaNya (3×)
9. Itidal, dengan membaca bacaan:
Sami'allahu liman hamidah. (ketika mengangkat tangan sejajar pundak)
Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaa waati wamil-ul ardli wa mil-umaa syi'ta min syai-in ba'du (ketika menurunkan tangan)
Artinya: Allah mendengar orang yang memujiNya. Ya Allah, Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu.
10. Sujud, dengan membaca bacaan:
Subhaana rabbiyal a'laa wabihamdihi (3×)
Artinya: Maha Suci Tuhanku lagi Maha Tinggi dan aku memuji kepadaNya (3×)
11. Duduk di antara dua sujud (ifitrasy), dengan membaca bacaan:
Rabbighfirlii war hamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii
Artinya: Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rejeki kepadaku, berilah petunjuk kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.
12. Sujud kedua (bacaan sama dengan sujud pertama)
13. Duduk Tahiyat atau Tasyahud Awal/Akhir, dengan membaca bacaan:
Tasyahud Awal
Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatut thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibaadillaahis shaalihiina. Asy-hadu anlaa ilaaha illaallaahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullahi.
Artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu wahai Nabi Muhammad, teriring rahmat dan berkahNya. Semoga pula keselamatan atas kita dan atas hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah.
*) Tahiyat awal dibaca pada rakaat kedua, tanpa salam, lalu langsung berdiri melanjutkan rakaat sholat
Tasyahud Akhir
Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatut thayyibaatu lillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhaan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alaina wa 'alaa 'ibaadillaahis shaalihiina. Asy-hadu anlaa ilaaha illaallaahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullahi. Allaahumma shalli 'alaa muhammadin. Wa 'alaa aalii muhammad. Kamaa shallaita 'alaa ibraahiima wa' alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammadin. Kamaa baarakta 'alaa ibraahiima wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidun majiidun.
Artinya:
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu wahai Nabi Muhammad, teriring rahmat dan berkahNya. Semoga pula keselamatan atas kita dan atas hamba Allahyang shalih. Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepoda junjungan kami Nabi Muhammad. Dan berilah rahmat kepada keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad beserta keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Nabi lbrahim dan keluarganya. Di seluruh alam, Engkaulah yang terpuji dan Maha Mulia.
*) Tahiyat akhir dibaca pada rakaat paling akhir
14. Salam, dengan membaca:
Assalamu'alaikum warahmatullaahi
Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.