Bacaan Doa
Doa ketika Gempa Bumi, Jadi Benteng di antara Peringatan dan Ujian Allah
Doa ketika gempa bumi dapat menjadi benteng di antara peringatan dan ujian dari Allah. Gempa bumi dalam Al-Quran identik dengan ujian dan azab.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Whiesa Daniswara
Unta itu menjadi simbol ketaatan dan ujian bagi mereka, tetapi mereka malah menyembelihnya.
Karena kesombongan dan kedurhakaan kaum Tsamud, Allah menurunkan azab berupa gempa bumi kepada mereka.
“lalu datanglah gempa menimpa mereka dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka”. (QS. Al-a’raf [7]:78).
Gempa bumi sebagai azab yang pedih juga disebutkan dalam Surat Al-'Ankabut ayat 37.
Kaum Madyan (umat Nabi Syuaib) menolak dakwah beliau.
Mereka terkenal dengan kecurangan dalam takaran dan timbangan, serta sering berbuat zalim dalam perdagangan.
Nabi Syuaib mengingatkan agar mereka jujur dan beribadah hanya kepada Allah, tetapi mereka malah mengejek dan mendustakannya, hingga Allah menurunkan azab gempa bumi.
"mereka mendustakannya (Syu’aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka”. (QS. Al-‘Ankabuut [29]:37).
Gempa bumi juga disebutkan dalam Surat Al-Zalzalah ayat 1 dan Al-Waqiah ayat 4 yang menggambarkan gempa dahsyat pada hari kiamat.
“Apabila bumi digoncangkan dengan guncangan yang dahsyat (yang sebenarnya).” (QS. Al-Zalzalah: 1)
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.” (QS. Al-Waqi‘ah: 4)
Hikmah Gempa Bumi
Gempa bumi di dalam Al-Quran disebutkan sebagai peringatan, cobaan, dan ujian bagi manusia atas dosa dan kesalahannya.
Menurut pendapat al-Kirmani, Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan, musibah menurut hukum adat berarti sesuatu yang menimpa manusia yang secara khusus hal tersebut dibencinya, sebagaimana disebut dalam skripsi berjudul GEMPA BUMI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN oleh Mohamad Gofar, mahasiswa jurusan Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Walaupun demikian, kata al-Asqalani, musibah yang menimpa seorang muslim setidaknya mempunyai tiga hikmah, yaitu sebagai sarana penghapus dosa, sarana meningkatkan derajat keimanan, dan sarana amal kebaikan.
Namun, hikmah tersebut tidak akan didapat seorang muslim jika ia tidak bersabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah yang dideritanya.
Usaha seorang muslim yang menghadapi musibah itulah yang dicatat sebagai amal kebaikan dan mendatangkan hikmah kepadanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.