Fenomena Burnout hingga Upaya Pulihkan Emosi dan Tekanan Psikologis di Dunia Kerja
Fenomena burnout disebut sebagai “penyakit korporasi” masa kini yang mengancam keseimbangan hidup para pekerja.
Ringkasan Berita:
- Meningkatnya kasus burnout dan kelelahan emosional di berbagai sektor pekerjaan
- Menghadapi stres dan tekanan di dunia kerja modern
- Upaya memulihkan keseimbangan diri serta meningkatkan daya tahan mental
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tekanan kerja yang tinggi, tuntutan target tanpa henti, serta kelelahan emosional kini menjadi tantangan besar di dunia kerja modern.
Fenomena burnout bahkan disebut sebagai “penyakit korporasi” masa kini yang mengancam keseimbangan hidup para pekerja.
Untuk menjawab tantangan tersebut, hadir pendekatan baru yang menawarkan solusi holistik terhadap stres dan tekanan psikologis di tempat kerja: Ultimate the Source Body, Mind & Soul Emotional Freedom Technique (Useft).
Metode ini bukan sekadar terapi motivasi, melainkan pendekatan penyembuhan emosi secara menyeluruh yang menggabungkan stimulasi fisik, kesadaran pikiran, dan keseimbangan spiritual.
Baca juga: 52 Persen Pekerja Alami Burnout, Fakta Mengejutkan di Balik Rutinitas Kantor
Pendekatan ini diperkenalkan melalui program Ethos Useft Training 2025 bertema “Pulih untuk Tumbuh”, yang digagas oleh PT Etos Kreatif Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kesehatan Mental Keluarga dan Yayasan Rintisan Amal Bunda.
Metode Useft ini menggunakan teknik sederhana namun berdampak besar, yaitu mengetuk 17 titik energi tubuh (tapping) sambil mengucapkan afirmasi positif dan kalimat penyadaran diri.
Melalui cara ini, tubuh diajak melepaskan ketegangan, sementara pikiran dilatih untuk menerima dan berdamai dengan emosi yang selama ini terpendam.
Latihan ini terbukti membantu menurunkan tingkat stres kerja, menenangkan pikiran, bahkan mengurangi gejala fobia dan kecemasan.
Ketua Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, Vily Rudi Darmoko, menjelaskan bahwa metode ini merupakan pengembangan dari teknik Emotional Freedom Technique (EFT) dan Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft).
“Useft jauh lebih komprehensif karena menyatukan aspek tubuh (body), pikiran (mind), dan jiwa (soul) dalam satu sistem pemulihan terpadu,” ujarnya di sela-sela kegiatan seperti dikutip, Selasa (28/10/2025).
Dengan diikuti sekitar 250 peserta yang terdiri dari karyawan Ethos dan relawan Yayasan Amal Bunda, pelatihan ini menjadi momen refleksi bahwa produktivitas sejati tidak lahir dari tekanan, melainkan dari jiwa yang tenang dan bahagia.
Metode ini, kata Vily membantu peserta melepaskan emosi negatif seperti fobia, kesedihan, dan kecemasan.
Pendekatan ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati lahir dari kemampuan untuk menerima, memaafkan, dan melepaskan luka batin.
"Metode ini memadukan pemetaan akar masalah emosional, stimulasi titik meridian tubuh, pengisian sugesti positif, hingga penguncian hasil melalui teknik khusus. Menariknya, metode ini bisa dipelajari oleh siapa pun, bahkan tanpa latar belakang psikologi," katanya.
Chairman PT Etos Kreatif Indonesia, Mukit Hendrayatno mengatakan, metode ini membuka cara pandang baru tentang bagaimana langkah sederhana dapat mengurai akar persoalan psikologis.
| Talkshow OASE 1 Agustus 2025: Work-Life Balance dalam Kacamata Islam |
|
|---|
| Mengenal Burnout, Kondisi Mental yang Dialami Diplomat Arya Daru Sebelum Meninggal |
|
|---|
| Nirina Zubir Sempat Merasa Tidak Pantas Lagi Jadi Artis Gara-gara Naik 7 Kilogram Selama Rehat |
|
|---|
| Cerita Nirina Zubir Berusaha Bangkit Lagi Usai Dua Bulan Rehat karena Burnout |
|
|---|
| Caca Tengker Makin Rajin Olahraga Setelah Burnout |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.