Kamis, 6 November 2025

Kemendukbangga: Kualitas Pengasuhan Anak Sejak Dini Beri Manfaat Sosial dan Ekonomi di Masa Depan

Anak-anak yang mendapatkan pendidikan dan pengasuhan berkualitas sejak dini, memiliki peluang lebih besar untuk sukses .

fre
Ilustrasi anak-anak di daycare 

Ringkasan Berita:
  • Kunci sukses anak di masa depan ditentukan kualitas pengasuhan.
  • Pengasuhan berkualitas  berperan penting dalam mencegah kenakalan remaja.
  • Sayangnya, saat ini partisipasi kerja perempuan masih jauh di bawah laki-laki, salah satu penyebabnya adalah minimnya fasilitas pengasuhan anak (child care).

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anak-anak yang mendapatkan pendidikan dan pengasuhan berkualitas sejak dini, memiliki peluang lebih besar untuk sukses di sekolah, berkarya, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Setiap $1 yang diinvestasikan dalam program anak usia dini berkualitas dapat menghasilkan return hingga $7 dalam bentuk manfaat sosial dan ekonomi di masa depan.

Baca juga: Permasalahkan Pola Asuh Tengku Dewi, Andrew Andika Akan Ambil Alih Hak Asuh Anak?

Selain itu, pengasuhan yang berkualitas juga berperan penting dalam mencegah kenakalan remaja.

Hal itu disampaikan  Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Sekretaris Utama BKKBN, Prof. Budi Setiyono dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

“Inilah bagian penting dalam mendorong keberhasilan kapitalisasi bonus demografi,” ujar Prof. Budi yang mengutip penelitian Heckman, James J. (2008).

Baca juga: Optimalkan Bonus Demografi, CEO Connect Bahas Strategi Pembangunan SDM Menuju Indonesia Emas 2045

Prof Budi mengatakan, bonus demografi memberi dampak positif ketika seluruh penduduk usia produktif, termasuk perempuan, memiliki kesempatan yang sama di dunia kerja.

Sayangnya, saat ini partisipasi kerja perempuan masih jauh di bawah laki-laki, salah satu penyebabnya adalah minimnya fasilitas pengasuhan anak (child care).

Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Sekretaris Utama BKKBN, Prof. Budi Setiyono, mengutip penelitian Heckman, James J. (2008) dalam kegiatan “Kapitalisasi Bonus Demografi: Sosialisasi Program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) bagi Perusahaan”, Senin (3/11/2025) via daring melalui Zoom Meeting dan YouTube Kemendukbangga/BKKBN.
Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Sekretaris Utama BKKBN, Prof. Budi Setiyono, mengutip penelitian Heckman, James J. (2008) dalam kegiatan “Kapitalisasi Bonus Demografi: Sosialisasi Program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) bagi Perusahaan”, Senin (3/11/2025) via daring melalui Zoom Meeting dan YouTube Kemendukbangga/BKKBN. (Kemendukbangga/BKKBN)

Data menunjukkan, Indonesia memiliki 196 juta penduduk usia produktif dengan potensi produktivitas tinggi.

Partisipasi perempuan di sektor formal baru sekitar 35–36 persen, sementara secara agregat (formal dan non-formal) mencapai 54 persen.

Dari 72.182.781 keluarga di Indonesia (Data Pendataan Keluarga 2024), terdapat 11.539.365 keluarga dengan kepala keluarga perempuan, 3.564.378 keluarga dengan anak usia 0–23 bulan, dan 8.801.625 keluarga dengan anak usia 24–59 bulan.

“Mereka membutuhkan fasilitas penitipan anak agar orang tua tetap dapat bekerja dengan tenang,” jelas Prof. Budi.

Ditambahkan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Kemendukbangga/BKKBN, Nopian Andusti, program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak) Kemendukbangga/BKKBN mendorong penyediaan fasilitas pengasuhan anak di berbagai wilayah dan perusahaan.

 “Investasi dalam fasilitas child care dapat meningkatkan partisipasi kerja perempuan hingga 10–20 persen. Jika saat ini 35 persen, maka dengan dukungan Tamasya bisa mencapai lebih dari 50 persen, setara dengan negara-negara maju,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Bina Ketahanan Keluarga Balita dan Anak, Kemendukbangga/BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS, mengungkapkan saat ini telah ada 3.202 Tamasya berbasis pemerintah, masyarakat, dan perusahaan.

“Masih banyak tempat penitipan anak yang belum tergabung dalam program ini. Kami mengimbau agar mereka bergabung untuk memperoleh pendampingan pengasuhan dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala,” ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved