Selasa, 9 September 2025

Pengamat Sebut Jawa Masih Jadi Kunci dalam Pemilu, Tapi Politik Etnis Makin Tergerus

Dosen Universitas Indonesia Panji Anugrah Pramana mengungkap dua makna jawa adalah kunci dalam Pemilu.

Editor: Adi Suhendi
Kompas/ Arum Tresnaningtyas
Ilustrasi Pemilu. Dosen Universitas Indonesia Panji Anugrah Pramana mengungkap dua makna jawa adalah kunci dalam Pemilu. 

"Dari aspirasi kedaerahan itu ngerem secara institusional. Desain pemilunya nasional sifatnya sama. Sistem kepartaiannya juga sentralistik, Jakarta juga yang menentukan. Jadi aspirasi terbentuknya parpol daerah tak berkembang," lanjutnya.

Alasan terakhir yakni pengaruh dari politik uang.

"Ketiga yang menarik, ini tidak bisa saya bilang bagus. Ada sistem patronase yang menghancurkan ikatan etnis. Bahasa umumnya, ya politik uang," tegas Alumni UI ini

Menurutnya, politik uang memiliki dua efek berbeda, ibarat pisau bermata dua.

Di satu sisi merusak politik sehat, namun di sisi lain bisa meredam politik etnis.

"Ya merusak dan berdampak tidak terbangunnya politik etnis karena dari aspek sebagai mekanisme politik elektoral yang efektif dalam mobilisasi sehingga basis ikatan identitas etnis tidak berkembang," katanya. (faqih imtiyaaz/wahyudin tamrin/hasim arfah)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan