Pengamat Sebut Jawa Masih Jadi Kunci dalam Pemilu, Tapi Politik Etnis Makin Tergerus
Dosen Universitas Indonesia Panji Anugrah Pramana mengungkap dua makna jawa adalah kunci dalam Pemilu.
Editor:
Adi Suhendi
"Dari aspirasi kedaerahan itu ngerem secara institusional. Desain pemilunya nasional sifatnya sama. Sistem kepartaiannya juga sentralistik, Jakarta juga yang menentukan. Jadi aspirasi terbentuknya parpol daerah tak berkembang," lanjutnya.
Alasan terakhir yakni pengaruh dari politik uang.
"Ketiga yang menarik, ini tidak bisa saya bilang bagus. Ada sistem patronase yang menghancurkan ikatan etnis. Bahasa umumnya, ya politik uang," tegas Alumni UI ini
Menurutnya, politik uang memiliki dua efek berbeda, ibarat pisau bermata dua.
Di satu sisi merusak politik sehat, namun di sisi lain bisa meredam politik etnis.
"Ya merusak dan berdampak tidak terbangunnya politik etnis karena dari aspek sebagai mekanisme politik elektoral yang efektif dalam mobilisasi sehingga basis ikatan identitas etnis tidak berkembang," katanya. (faqih imtiyaaz/wahyudin tamrin/hasim arfah)