Senin, 18 Agustus 2025

Pemilu 2024

Klarifikasi Lengkap Anies Baswedan soal Utang Rp50 M: Uangnya Bukan dari Pak Sandi, Dia Penjamin

Anies Baswedan menjelaskan soal utang Rp50 miliar yang disinggung Erwin Aksa. Anies mengatakan, uang itu bukan berasal dari Sandiaga Uno.

WARTA KOTA/ADHY KELANA
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berpelukan usai melakukan pencoblosan pada Pemilu DKI 2017, Rabu (19/4/2017). Anies Baswedan menjelaskan soal utang Rp50 miliar yang disinggung Erwin Aksa. Anies mengatakan, uang itu bukan berasal dari Sandiaga Uno. 

TRIBUNNEWS.com - Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan, mengklarifikasi soal utang Rp50 miliar pada Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Anies Baswedan mengatakan uang Rp50 miliar itu adalah bentuk dukungan untuk dirinya dan Sandiaga Uno maju Pilkada DKI 2017.

Meski demikian, dukungan itu kemudian dicatat sebagai utang yang harus dibayarkan jika Anies Baswedan-Sandiaga Uno kalah.

"Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan. Banyak sekali, ada yang kami tahu, ada yang tidak kami tahu."

"Ada yang memberikan dukungan langsung, apakah relawan, apakah tim," terang Anies dalam YouTube Merry Riana yang videonya tayang Jumat (10/2/2023).

"Nah, kemudian ada pinjaman, sebenarnya bukan pinjaman, dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang."

"Lalu kami sampaikan, ini kan dukungan untuk kampanye, sebuah perubahan, untuk kebaikan."

Baca juga: Waketum Golkar Sebut Anies Baswedan Punya Utang Rp50 M pada Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017

"Bila ini berhasil, maka itu dicatat sebagai dukungan. Bila kita tidak berhasil dalam Pilkada, itu menjadi utang yang harus dikembalikan," urainya.

Anies pun menegaskan uang itu bukan dari Sandiaga Uno, melainkan pihak ketiga.

Kala itu, kata Anies, dalam perjanjian yang dibuat, Sandi adalah penjaminnya.

Karena Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, maka keduanya tidak memiliki kewajiban membayar utang tersebut.

Utang itu dinyatakan lunas dan dianggap sebagai bentuk dukungan bagi Anies-Sandi memerintah DKI.

"Jadi, itu kan dukungan. Siapa penjaminnya? Yang jadi penjamin Pak Sandi, uangnya bukan dari Pak Sandi."

"Itu ada pihak ketiga yang mendukung, kemudian saya menyatakan, saya ada suratnya, surat pernyataan utang, saya yang tanda tangan."

"Dan di dalam surat itu, saya sampaikan, apabila Pilkada kalah saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikannya," bebernya.

"Apabila kami menang Pilkada, maka ini dinyatakan bukan utang. Itulah yang terjadi, makanya begitu Pilkada selesai, menang selesai," imbuhnya.

Alasan Kenapa Dianggap Lunas Jika Menang

Anies Baswedan saat hadir dalam siniar Merry Riana yang ditayangkan pada Jumat (10/2/2023).
Anies Baswedan saat hadir dalam siniar Merry Riana yang ditayangkan pada Jumat (10/2/2023). (Tangkap layar YouTube Merry Riana)

Dalam klarifikasinya, Anies Baswedan ingin menggarisbawahi, mengapa utang tersebut justru tak dibayar ketika ia dan Sandiaga Uno memenangkan Pilkada DKI 2017.

Jika kalah, ujar Anies, ia akan berada di luar pemerintahan.

Hal ini akan membebaskan dirinya dalam mencari uang untuk melunasi utang.

Baca juga: Anies Baswedan: Saya dengan Pak Sandiaga Uno Sahabat Sampai Kapanpun

Sementara itu, apabila menang dan masuk dalam pemerintahan, ia menilai utang itu tak perlu dibayar.

Pasalnya, kata Anies, terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta bukan menjadi alasannya untuk mencari uang di pemerintahan.

"Saya ingin garis bawahi di sini, kenapa kalau kalah malah bayar? Kalau kalah maka saya akan berada di luar pemerintahan, maka di situ saya akan cari uang untuk mengembalikan. Mungkin saya bisnis, mungkin saya usaha apapun, supaya mengembalikan. Saya di luar pemerintahan," ujarnya.

"Kalau saya menang, saya masuk pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu (utang). Tapi, kalau tidak, saya harus ngumpulin uang buat bayar utang," tegasnya.

Anies menilai, sah-sah saja bagi dirinya mencari uang untuk melunasi utang, jika berada di luar pemerintahan.

Namun, karena dirinya berhasil memenangi Pilkada DKI 2017, maka utang itu dianggap sebagai bentuk dukungan untuk Jakarta yang lebih baik.

"Bukankah ini yang menjebak kita selama ini, dengan segala macam praktik-praktik fund rising, untuk apa? Untuk biaya Pilkada."

"Kemarin sebaliknya, bila kalah, saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang. Sah dong punya usaha. Tapi, begitu menang, saya di pemerintahan, malah tidak usah. Justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta yang lebih baik," tandasnya.

Merasa Aneh Bicara soal Utang yang Sudah Selesai

Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tersenyum usai mengantarkan 437 pasangan pengantin yang dinikahkan secara agama dan hukum di Thamrin 10, MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (31/17/2017).
Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tersenyum usai mengantarkan 437 pasangan pengantin yang dinikahkan secara agama dan hukum di Thamrin 10, MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (31/17/2017). (Tribunnews.com/ Rina Ayu)

Anies Baswedan menegaskan ia mengklarifikasi soal utang piutang Rp50 miliar karena sebelumnya telah disinggung terlebih dulu.

Anies pun merasa tak masalah jika dokumen perjanjian utang untuk Pilkada DKI 2017 itu harus ditunjukkan, apabila diperlukan.

"Cuma itu ada perjanjian, karena ada seseorang yang mengungkap, ya sekarang kita ceritakan. Ada dokumennya."

"Jadi memang suatu saat perlu dilihat, boleh saja, wong tidak ada sesuatu yang luar biasa di situ. Jadi tidak ada sebuah utang yang hari ini harus dilunasi."

"Nggak ada, karena ketika Pilkadanya selesai, (utang) selesai," tegasnya.

Baca juga: Membandingkan Pernyataan Anies Baswedan, Sandiaga, dan Erwin Aksa Soal Utang Rp 50 Miliar di Pilkada

Karena itu, Anies merasa aneh membicarakan utang yang sebenarnya sudah selesai sejak enam tahun lalu.

"Menjadi aneh ketika kita sekarang bicarakan soal ada utang yang belum selesai. Sudah selesai, karena perjanjiannya begitu," pungkasnya.

Seperti diketahui, kabar soal utang Anies Baswedan ini pertama kali diungkapkah oleh Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa, pada siniar Akbar Faizal Uncensored yang tayang Sabtu (4/2/2023), dikutip Tribunnews.com.

Dalam pernyataannya, Aksa mengatakan uang Rp50 miliar diberikan Sandiaga Uno kepada Anies untuk keperluan logistik Pilkada DKI 2017.

"Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali. Ya pasti yang punya duit memberi utang pada yang tidak punya duit," ungkapnya.

"Kira-kira begitu, ini yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberi pinjaman pada Pak Anies."

"Pada waktu itu putaran pertama, lagi tertatih-tatih juga kan. Kira-kira begitu, itu yang saya lihat, ada di Pak Rikrik itu. Nilainya apa ya, Rp50 miliar barangkali," sambungnya.

Ketika ditanya Akbar Faizal, apakah Anies Baswedan sudah melunasi utangnya pada Sandi, Erwin Aksa meragukannya.

"Saya kira belum barangkali ya," jawabnya.

Sandiaga Uno Tak Ingin Lagi Bahas Utang Rp50 Miliar

Sandiaga Uno usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023).
Sandiaga Uno usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Sandiaga Uno memutuskan ingin menutup pembicaraan soal Anies Baswedan yang disebut berutang padanya sebesar Rp50 miliar saat Pilkada DKI 2017.

Menurutnya, hal tersebut diputuskan setelah dirinya salat istikharah dan berkonsultasi dengan pihak keluarganya mengenai utang piutang tersebut.

"Ya setelah saya salat istikharah menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini. Dari saya cukup sekian," ujar Sandiaga Uno seusai menghadiri acara satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Anies Baswedan Jawab Soal Janji Tak Maju Pilpres kepada Prabowo: Saya Ditawari Jadi Cawapres di 2019

Sandiaga menyatakan kini hanya ingin fokus menatap kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

"Saya ingin fokus menatap masa depan kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi, mari tatap masa depan dengan rasa suka cita gembira dan rasa persatuan," katanya.

Lebih lanjut, Sandiaga Uno memastikan persoalan ini tidak akan membuat hubungan baiknya dengan Anies Baswedan menjadi renggang.

"Kami bersahabat dan sebagai sahabat yang sekarang tugasnya saya di Kementerian fokus saya pada tugas saya untuk membangkitkan ekonomi," jelasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Igman Ibrahim)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan