Pilpres 2024
PDIP Tuding Prabowo-Gibran Pasangan Neo-Orde Baru, Gerindra: Senyumin, Jogetin Saja
Partai Gerindra menanggapi santai tudingan bahwa Prabowo-Gibran adalah pasangan neo-Orde Baru.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Pravitri Retno W
Djarot menyebut spiritualitas bangsa Indonesia mengajarkan bahwa tak ada tempat untuk pihak yang memiliki ambisi kekuasaan dan cinta terhadap keponakan hingga MK pun dikebiri.
"Kini kekuatan moral lahir kembali. Inilah fondasi terpenting Ganjar-Mahfud MD, kokoh pada moral kebenaran dan berdedikasi total pada rakyat, bangsa, dan negara, bukan pada keluarga," kata Djarot.
Baca juga: Perayaan HUT Ke-59 Partai Golkar Hari Ini: Prabowo, Gibran, dan Jokowi Diundang
Saat ini, Majelis Kehormatan MK (MKMK) tengah mengusut kasus dugaan pelanggaran etik oleh hakim konstitusi.
Djarot mengatakan PDIP percaya kepada integritas majelis itu. Kata dia, lembaga itu mengedepankan sikap kenegarawanan.
Tuding pemerintah menekan parpol
Beberapa waktu lalu, Djarot juga menuding pemerintah melakukan intervensi atau menekan partai politik agar bisa membuka peluang Gibran menjadi cawapres.
Tudingan itu disampaikan Djarot dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (1/11/2023).
"Katanya, pemerintah tidak intervensi," kata Djarot.
"Memang intervensi?" tanya jurnalis Budiman Tanuredjo yang menjadi pembawa acara.
"Bukti-bukti menunjukkan seperti itu," jawab Djarot.
Baca juga: Gibran Gabung Golkar Dinilai Jadi Titik Pisah Jokowi dan PDIP
Politikus PDIP itu menduga pemerintah menggunakan instrumen negara untuk menekan ketua umum parpol.
Akan tetapi, dia tak menyebutkan siapa ketua umum yang dimaksudnya.
Dia juga menyinggung sosok "Pak Lurah" yang dianggapnya melakukan intervensi.
"Dari apa yang saya baca misalnya, seorang Mensesneg menjadi kepanjangan tangan dari Pak Lurah untuk bisa melobi menekan ketum ketum partai. Ini terjadi," katanya.
(Tribunnews/Febri/Fransiskus Adhiyuda) (Kompas.com/Nicholas Ryan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.