Kamis, 14 Agustus 2025

Pemilu 2024

Polemik Hilangnya Grafik Perolehan Suara di Sirekap KPU, Bawaslu hingga Pengamat Beri Kritik

Komisi Pemilihan Umum (KPU) panen kritik seusai menyetop tampilan grafik perolehan suara di Sirekap.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Nuryanti
tribunnews.com
Tampilan perolehan suara Pilpres 2024 dan Pileg 2024 Sirekap di situs pemilu2024.kpu.go.id saat ini. Akibat hilangnya tampilan grafik di Sirekap, KPU panen kritik. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) panen kritik setelah menyetop tampilan grafik perolehan suara di Sirekap sejak Selasa (5/3/2024) malam.

KPU beralasan menghilangkan grafik perolehan suara di Sirekap untuk mengurangi prasangka publik.

Anggota KPU, Idham Kholik menyebut pihaknya hanya akan menampilkan bukti autentik untuk perolehan suara, dalam hal ini foto formulir Model C.Hasil.

"Kini kebijakan KPU hanya menampilkan bukti autentik perolehan suara peserta Pemilu," kata Idham saat dikonfirmasi, Selasa (5/3/2024).

Hilangnya grafik perolehan suara di Sirekap menimbulkan tanda tanya.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tak luput mempertanyakan alasan KPU tiba-tiba mengubah tampilan Sirekap.

Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja meminta KPU untuk segera memberi kepastian sampai kapan grafik perolehan suara di Sirekap dihilangkan.

“Jangan juga sistem yang sudah dibangun itu tidak menampilkan apa yang seharusnya ditampilkan," kata Bagja, Rabu (6/3/2024).

"Nah, sekarang kan sudah dihentikan misalnya. Pertanyaannya, berapa lama. Kemudian kenapa itu tidak presisi? Itu juga sampai sekarang belum dijelaskan," jelasnya.

Menurut Bagja, seharusnya tidak hanya formulir C.Hasil yang ditampilkan di Sirekap.

Formulir hasil perhitungan berjenjang di tingkat selanjutnya pun seharusnya turut ditampilkan.

Baca juga: Eks Ketua KPU RI: Peniadaan Informasi Rekapitulasi Suara Bertentangan dari Tujuan Sirekap

Hal itu bertujuan agar publik bisa mengawasi apabila terjadi kesalahan.

“Kami juga sudah menanyakan ke pengawas TPS, kenapa itu belum di-upload. Tapi yang meng-upload itu kan teman-teman KPPS, bukan PTPS (Pengawas TPS)” tutur Bagja.

Timnas AMIN: KPU Buat Polemik Baru

Kritik juga dilayangkan Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (AMIN) terkait hilangnya grafik perolehan suara di Sirekap.

Juru Bicara Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena menilai Sirekap sudah bermasalah sejak awal.

Seharusnya, kata dia, komisioner KPU menyosialisasikan terlebih dahulu apabila terdapat gangguan.

"Sehingga, lagi-lagi menimbulkan polemik baru di tengah masyarakat," ujar Billy.

"KPU jangan terus-terus membuat masyarakat bingung, karena masyarakat begitu peduli mengawal suara dan mengawal proses Pemilu," katanya.

Menurut Billy, hilangnya grafik perolehan suara di Sirekap menunjukkan ketidaksiapan manajemen sistem informasi KPU.

"Juga ketidakamanan sistem informasi dari ancaman serangan cyber ataupun alasan terselubung lainnya," kata Billy.

Baca juga: Minta KPU Inisiatif Audit Forensik Sirekap, Ahmad Sahroni: Kalau Enggak Ada Apa-apa Kenapa Worry?

Pengamat Khawatir Timbul Masalah Baru

Sementara itu, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta, A Bakir Ihsan justru khawatir tindakan KPU ini bisa memunculkan kekisruhan.

Ia menyebut Sirekap merupakan media transparansi suara yang dititipkan masyarakat kepada KPU.

"Tentu, bisa menjadi pemicu polemik, karena semua orang bertaruh atas transparansi suara yang dititipkan oleh pemilih kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu," jelas Bakir, dikonfirmasi Rabu.

Karena itu, ia khawatir kondisi ini dapat menghilangkan kepercayaan terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

"Langkah tersebut bisa mendegradasi integritas KPU, sekaligus kepercayaan masyarakat kepada KPU. Malah orang bisa curiga di tengah banyak pertanyaan terkait kerja KPU, khususnya terkait penghitungan suara, terutama melalui Sirekap," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Rina Ayu Panca Rini/Galuh Widya Wardani/Mario Christian Sumampouw/Hasanudin Aco)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan