Tahun Baru Imlek 2563
Menunggu Angpao Sambil Terkantuk-kantuk
Kemeriahan yang menandai malam Tahun Baru Imlek 2563, tahun Naga Air itu masih diimbuhi harumnya wewangian pedupaan
TRIBUNNEWS.COM - Dentuman mercon sahut-menyahut dan cahaya warna-warni kembang api silih berganti menghiasi langit kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, Minggu (22/1/2012) malam. Kemeriahan yang menandai malam Tahun Baru Imlek 2563, tahun Naga Air itu masih diimbuhi harumnya wewangian pedupaan di altar yang menyeruak dari deretan wihara di Petak Sembilan.
Namun, keramaian itu sepertinya tidak mengganggu ratusan kaum duafa yang memenuhi halaman Kompleks Wihara Dharma Bhakti. Pengunjung dadakan yang didominasi wajah anak-anak dan kaum ibu itu tak kuasa melawan kantuk dan lelah setelah seharian bersiaga menantikan datangnya angpau. Mereka berbaring berjejeran di lantai tegel maupun semen beralaskan tikar, koran hingga bekas kardus.
Meski demikian, capai dan kantuk sebenarnya tidak benar-benar mengalahkan harapan mereka. Dengan mata setengah terpejam, Wati (38) dan teman-temannya dari Tanah Abang, tetap awas terhadap orang yang berlalu lalang. "Mungkin saja tiba-tiba ada yang ngasih angpao," kata wanita yang tengah hamil 8 bulan itu berharap.
Ditemani anak laki-lakinya yang masih berusia 3 tahun, Wati berharap bisa kembali ke rumah dengan bekal uang dan sembako secukupnya. Suara bedug kelenteng yang bertalu-talu menandai pergantian tahun Imlek juga tak membuat Ida dan kelompok warga Kampung Bandan, Jakarta Utara, bersemangat. Mereka hanya memicingkan mata sejenak melirik ke arah hilir mudik pengunjung yang semakin ramai di Wihara Kwam Im.
"Kami masih di sini sampai besok. Kalau pindah, pasti enggak bisa masuk lagi karena di luar masih banyak yang pingin masuk," kata Ida. Meski belum memperoleh apa yang diharapkan, kaum fakir miskin Ibukota ini tak henti berharap berkah hari raya akan mampir ke diri mereka.