Om Liem Meninggal Dunia
Kisah Menarik Om Liem dan Pengawal Kostrad
Kamar tidur Om Liem terlihat sederhana dengan kipas angin untuk menghalau rasa panas udara Jakarta.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Dahlan Dahi
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Paulus Antonius Nitisasmito (73) sangat berduka ketika menerima kabar wafatnya usahawan sukses Sudono Salim alias Liem Sioe Liong (96), Minggu (10/6/2012) lalu.
Pria yang akrab disapa Niti itu selama puluhan tahun menjadi pengawal pribadi Liem Sioe Liong.
Sepanjang masa orde baru cerita seputar kehidupan pribadi Liem Sioe Liong tak banyak diketahui publik. Kedekatannya dengan Presiden Soeharto yang memimpin Indonesia selama 32 tahun menimbulkan berbagai spekulasi soal siapa sesungguhnya sosok Sudono Salim.
Niti adalah satu dari segelintir orang yang beruntung menjadi bagian dari cerita keseharian Om Liem. Cerita-cerita tersebut mengungkap sisi humanis kehidupan pengusaha yang pernah menyandang predikat 100 orang terkaya di dunia itu.
Saat ditemui Jalan Gunung Sahari VI Jakarta Pusat, kompleks permukiman keluarga Om Liem, Senin (11/6/2012), Niti sedang menjalani puasa Senin-Kamis. "Maaf ya kalau tidak ada hidangan atau minuman," katanya ramah kepada Tribun Jakarta.
Ayah dari tiga anak itu menjadi pengawal Sudono Salim sejak tahun 1969. Saat itu Niti muda baru berumur 29 tahun. Niti merupakan tamtama teladan dari kesatuan Kostrad. Pangkatnya kopral. Sejak saat itu, Niti mengawal keluarga Sudono Salim hingga sekarang.
“Saya diambil kesatuan. Ceritanya, komandan saya, Lettu Edy Sunarto, mencari tenaga baru untuk mengawal Sudono Salim, karena saya bertingkah laku baik maka saya ditugaskan," urai Niti.
Pertama kali bertemu pengusaha papan atas itu, Niti langsung terkesan. Sudono ternyata bersikap baik dan memperhatikan pengawalnya. Niti bersama lima temannya yang sama-sama dari kesatuan Kostrad kemudian mengawal Sudono kemana pun karib Soeharto itu beraktivitas.
Niti mengingat pada penghujung tahun 1960’an itu rumah pertama Sudono belum memiliki pendingin udara. Kamar tidur Om Liem terlihat sederhana dengan kipas angin untuk menghalau rasa panas udara Jakarta.
Biasanya setelah seharian mengurus bisnis dan berbagai kesibukannya, Sudono berkumpul bersama para pengawalnya di teras rumah. Ia senang melihat permainan catur yang biasa dimainkan pengawalnya.
"Om Liem sering gabung melihat catur, tapi dia enggak main cuma melihat. Terus dia beli kacang goreng sama ketan untuk makan bareng-bareng," kata Niti.
Liem sering berbincang-bincang dengan pengawalnya menggunakan Bahasa Jawa. Bila malam telah larut, Liem akan masuk ke rumah sambil mengingatkan pengawalnya. "Ingat kalau main catur jangan pakai judi. Saya benci judi," ucap Niti menirukan perkataan Liem.
Om Liem, satu dari empat sekawan geng konglomerat pada era Soeharto, tiga lainnya Sudwikatmono, Ibrahim Risjard, dan Djujar Sutanto.
Sudono Salim menikahi Liliani alias Lie Las Nio. Mereka dikaruniai empat anak, tiga laki-laki dan seorang perempuan, yakni Albert Halim, Andre Halim, Anthony Salim, dan Mira Halim. Frangky Welirang adalah menantu Om Liem dari putri bungsu, Mira Halim. (*)