Jalan Layang Non Tol Mulai Diuji Coba Pekan Depan
Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanahabang akan bisa dilalui kendaraan bermotor pekan depan.
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanahabang akan bisa dilalui kendaraan bermotor pekan depan.
Diperkirakan pada Senin (23/12) atau Selasa (24/12) JLNT bisa dioperasikan. Hingga saat ini, pekerjaan masih berlangsung untuk tahap penyelesaian akhir atau finishing.
Heru Suwondo, Kepala Seksi Simpang tak Sebidang Dinas PU DKI Jakarta, mengatakan proses akhir sudah mencapai 90 persen. Menurut Heru, untuk pelaksanaan ujicoba, Dinas PU DKI telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI.
“Kita akan lakukan evaluasi dan pengkajian, seperti kapasitas jalan dan kecepatan maksimum kendaraan di JLNT itu. Uji coba ini sekaligus untuk mengukur kecepatan kendaraan. Di saat uji coba nanti akan dilihat berapa rata-rata kecepatan kendaraan bermotor yang melintas,” ujarnya, Rabu (19/12/2013).
Dengan dioperasikannya JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang ini diharapkan akan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas yang setiap harinya terjadi di kawasan Jalan Prof Dr Satrio.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, melalui JLNT ini maka akan ada penambahan ruas jalan di lokasi itu. Dengan demikian akan mampu mengurai kepadatan kendaraan.
“Diprediksi dengan beroperasinya JLNT akan mampu mengurai kemacetan sekitar 30 sampai 40 persen di sepanjang jalan Dr Satrio,” kata Pristono.
Dishub DKI saat ini juga sedang menyiapkan berbagai pemasangan rambu. Tidak hanya itu, saja puluhan personel akan dikerahkan untuk pengamanan dan sosialisasi pengoperasian jalan layang tersebut saat ujicoba.
Seperti diketahui, pengerjaan proyek senilai Rp 840 miliar tersebut dimulai tahun 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket. Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi. Lalu paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya.
Sementara paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya. Anggaran penyelesaian JLNT tahun ini dianggarkan dalam pos anggaran Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI dengan total nilai Rp 101,5 miliar.
Dengan rincian pembangunan jalan layang paket KH Mas Mansyur sebesar Rp 64 miliar, Paket Casablanca Rp 2 miliar, Paket Jl Prof Dr Satrio Rp 21,5 miliar, anggaran pembangunan ramp on off barat Rp 1,5 miliar dan ramp on off timur Rp 12,5 miliar. Bentangan jalan layang di atas Jalan Jenderal Sudirman ini juga cukup panjang yakni mencapai 110 meter, dan tinggi 18 meter.(Ahmad Sabran)