Virus Corona
Demi Menyambung Hidup, Warga Jakarta Terpaksa Gadaikan Motor hingga HP
Perempuan berjilbab itu dan Ahmad memutuskan menggadaikan motor matic Spacy tahun 2012 karena desakan kebutuhan hidup.
Editor:
Hasanudin Aco
Uang yang didapat dari hasil gadai akan dipergunakan Rika dan Ahmad untuk biaya makan sehari-hari dan keperluan anak seperti pampers, susu dan uang jajan anaknya.
Mereka berdua belum memiliki tanggungan biaya kontrakan rumah lantaran masih tinggal bersama orangtuanya.
Rika mendapatkan Rp 600 ribu dari hasil gadai motornya.
"Agunannya selama seminggu. Bayar lagi tanggal 25 April (ke pegadaian)," sambungnya.
Gadai HP, Jual Layangan
Lain lagi cerita Ipung (46) dan Ratna (36), sepasang suami istri yang tinggal di Kawasan Limo, Depok, Jawa Barat itu bersama anak perempuannya berusia 3,5 tahun datang naik motor ke pegadaian untuk menjual ponsel pintarnya.
Kepada TribunJakarta.com, Ipung mengatakan akibat tak ada penghasilan, ia terpaksa menggadaikan ponselnya akibat tak ada penghasilan semenjak sekolah diliburkan.
Pekerjaan Ipung sebenarnya sebagai sopir antar jemput sekolah swasta di Pondok Cabe.
Semenjak sekolah diliburkan, dia juga terkena dampaknya dirumahkan tanpa digaji.
Ipung dan Ratna emiliki dua anak yang masih kecil yang harus dihidupi.
Anak sulung perempuan duduk di kelas satu SMP, sedangkan anak bungsu masih berusia 3,5 tahun.
Siang itu, mereka sebelumnya sudah mendatangi satu tempat gadai, akan tetapi uang yang bakal diterima jauh dari perkiraan mereka.
Di tempat Gadai di Kawasan Cinere, Limo ini, Ipung berharap bisa mendapatkan uang lebih tinggi dari tempat sebelumnya.
Hasil dari gadai ponsel, mereka gunakan untuk makan sehari-hari.
"Setelah dapat ini (uang gadai) buat kehidupan sehari-hari. Intinya mah buat makan dulu. Yang penting ada buat makan anak aja, kalau orangtua gampang makan apa aja bisa," ungkap Ipung yang sedang duduk di atas motor menunggu Ratna di tempat gadai pada Selasa (21/4/2020).