Tubuh Bidan dan Perawat Ditindih, Dipukuli dan Diancam Diperkosa oleh Perampok di Dalam Angkot
"Kalau teman saya dia langsung teriak. Habis teriak, terus perampok itu langsung memukul terus bilang, 'Diam, makanya nurut!'"
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Akhirnya, mereka menyerahkan dompet dan ponsel sebagaimana yang diminta para perampok.
SR juga menyerahkan kalung dan gelang yang ia kenakan.
Situasi masih mencekam.
Hal itu tak membuat mereka lolos dari penyekapan.
Para perampok kini menagih nomor PIN ATM masing-masing dari mereka.
Kartu ATM milik RP jadi yang pertama kali disikat.
Para perampok kemudian menyuruh sopir angkot agar mencari mesin ATM.
Saat itu, mereka memberi tahu SR dan RP bahwa waktu telah menunjukkan pukul 01.00 WIB.
RP tak mau membeberkan nomor PIN ATM yang asli.
Ia dua kali berbohong, sehingga dua kali perampok itu coba mengakses rekening RP di tempat ATM yang berbeda, keduanya gagal.
Perampok itu naik pitam.
"Kami dibawa keliling dan disuruh ngaku PIN-nya berapa. Kalau masih belum jujur juga, katanya tidak akan dipulangkan sampai besok-besoknya pun enggak bakal disuruh keluar, katanya gitu," ujar SR.
Percobaan ketiga akan menentukan.
Apabila masih gagal juga, maka akses ATM milik RP otomatis terblokir.
"Kalau sampai satu kali lagi tidak bisa dan ini (kartu ATM) tertelan, kalian nanti yang akan kita telan," ujar SR menirukan ancaman perampok malam itu.