Tubuh Bidan dan Perawat Ditindih, Dipukuli dan Diancam Diperkosa oleh Perampok di Dalam Angkot
"Kalau teman saya dia langsung teriak. Habis teriak, terus perampok itu langsung memukul terus bilang, 'Diam, makanya nurut!'"
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Mereka ketakutan.
Menyerah, akhirnya RP membocorkan nomor PIN ATM yang sesungguhnya.
Perampok menggasak duit Rp 2,8 juta dari saldo rekening RP.
"Mana lagi yang masih ada isinya?" hardik para perampok.
SR tak punya kartu ATM, tetapi ada kartu Flazz di dompetnya.
Perampok tak mau tahu.
Mereka pikir, kartu itu kartu ATM. SR pun diancam-ancam.
"Itu Flazz, Pak!" bantah SR.
"Kamu jangan banyak ngomong. Berapa PIN-nya?"
"Itu kartu Flazz untuk naik kereta atau busway, Pak," ujar SR.
Dilecehkan, diancam diperkosa dan dibunuh
Para perampok masih tak terima, kata SR. Mereka terus-menerus meminta nomor kartu beserta nomor PIN ATM milik SR, kendati ia betul-betul tak membawanya.
"Kamu jangan bohong!" gertak perampok.
"Demi Allah, Pak," jawab SR.
"Jangan bawa-bawa nama Allah! Ngomong enggak?" balas perampok itu.
Kehabisan akal, para perampok tak hanya mengancam secara verbal.
Perampok itu langsung coba melecehkan kedua perempuan secara seksual.
SR dan RP refleks menangkis tangan mereka.
"Kepada saya dia bilang, 'Diam enggak!'. Kemudian perut saya digunting," kata SR.
"Kalau teman saya dia langsung teriak. Habis teriak, terus perampok itu langsung memukul terus bilang, 'Diam, makanya nurut!'"
"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.
SR tak ingat persis bagaimana kedua perampok itu mengendurkan ancaman.
Yang ia ingat, ia sempat bilang kepada perampok itu bahwa PIN ATM-nya sama dengan RP, walaupun kartu yang ia bawa adalah kartu Flazz.
Tentu saja, upaya perampok mengakses saldo rekening SR di ATM menggunakan kartu Flazz gagal total.
Mereka akhirnya dilepaskan sekitar pukul 02.00 WIB di Jalan Mayor Oking, di jalan kecil yang dikelilingi kebun.
"Kalian jangan sampai teriak. Kalau teriak, kalian akan tanggung akibatnya. Akan kita kejar lagi. Kita enggak akan segan-segan membunuh," ujar SR menirukan ancaman terakhir yang ia terima.
Tanpa ponsel untuk memesan taksi online, dirundung trauma terhadap orang baru, mereka sempat jalan kaki menuju kediaman SR.
Baca: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Perampokan di Dalam Angkot
SR telah melaporkan kasus ini ke Polsek Cimanggis.
"Saya sih harapannya (perampok) ditangkap biar tidak ada korban-korban lainnya. Saya merasa beruntung, tidak sampai diapa-apakan, masih bisa selamat tanpa kurang apa pun juga, hanya barang-barang doang yang diambil," kata SR.
"Takutnya nanti ada korban-korban berikutnya yang lebih parah dari saya dan teman saya itu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: 4 Jam Mencekam bagi Bidan dan Perawat yang Disekap di Angkot, Diancam Diperkosa sampai Dibunuh