Kisah Emak Fitriani, Hidup Miskin Sebatang Kara di Jagakarsa, Anak Kabur dan Suami Meninggal
Emak Fitriani kini tinggal di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, di sebuah kontrakan sempit bercat hijau seorang diri.
Penulis:
Choirul Arifin
Emak Fitriyani yang tinggal Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini hidup memprihatinkan.
Bagi emak Fitriyani, makan nasi dan kecap sudah cukup untuk bertahan hidup.
Emak Fitrinyani hidup sebatang kara di rumah kontrakannya yang sederhana. Di rumah petak itu, ia tidur beralaskan kasur lapuk.
Di depan kasur terdapat televisi cembung kecil yang terkadang berubah hitam putih. Di bawah lantai, berserakan berbagai macam perabotan rumah dan pakaian.
Sebelum pandemi Covid-19, ia mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bantu-bantu jualan minuman di kampus.

Dalam sehari, emak mendapatkan uang Rp 50 ribu. Penghasilannya digunakan untuk membayar kontrakan setiap bulan.
Semenjak pandemi Covid-19, kampus tutup sehingga penghasilannya ikut-ikutan hilang.
Emak kemudian mencari penghasilan lain. Terkadang, ia membantu menggosok pakaian tetangga.
Namun, penghasilannya kerapkali tak cukup untuk membayar kontrakan.
Belakangan, emak juga memunguti berbagai plastik dan kardus yang ditemuinya di jalan.
Kemudian ia jual ke pemilik lapak dengan pendapatan yang tak seberapa.
Beruntung, emak memiliki pemilik kontrakan yang memahami kondisi hidupnya. Emak dibolehkan menyicil biaya kontrakan per bulan. Cicilannya pun jarang dilunasinya.
Pemilik kontrakan juga sering memberikan lauk untuk makan emak.
Kepada TribunJakarta.com, emak bercerita bahwa untuk makan sehari-hari saja berat.

Apalagi hidup di tengah keadaaan darurat pandemi Covid-19. Emak sering bersantap hanya dengan nasi, dan kecap. Untuk menambah rasa, ia menaburinya dengan garam.