Kamis, 9 Oktober 2025

Respons Masyarakat Sikapi Wacana Kenaikan Tarif KRL Commuterline

Diketahui, KRL Commuterline merencanakan kenaikan tarif menjadi Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 3.000 untuk perjalanan 25 kilometer pertama.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Naufal Lanten
Penumpang KRL Commuterline sedang mengantre di stasiun. 

Hal serupa juga dikatakan Dani Piter.

Karyawan di salah satu perusahaan swasta ini menyebutkan jika kenaikan tarif awal menjadi Rp 5.000 akan memberatkan masyarakat.

“Kalau ini sih ya, kemahalan,” ujarnya.

Menurut dia, angka itu berada di atas standar tarif yang mampu dibayar penumpang.

Dia pun menyarankan jika tarif tetap naik, jumlahnya hanya menjadi Rp 3.500.

“Ya seperti Transjakarta tidak apa-apa Rp3.500. Kalau untuk Rp 5.000 terlalu herat,” ucap laki-laki berusia 37 tahun ini.

Andrew, seorang karyawan swasta juga tidak setuju dengan wacana kenaikan tarif KRL Commuterline.

Pria 25 tahun ini mengaku keberatan jika tarif awal KRL menjadi Rp5.000 dari sebelumnya Rp 3.000.

“Enggak setuju, Kemahalan, hampir 50 persen sendiri naiknya,” katanya.

Baca juga: Pengguna KRL Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran Berjumlah 187.584 Orang

Dia pun berharap wacana kenaikan tarif KRL Commuterline bisa dibatalkan.

Selain itu, mengapresiasi fasilitas dan pelayanan yang diberikan KRL Commuterline saat ini.

Menurutnya, kedua aspek tersebut sudah sangat baik.

“Sekarang udah bagus fasilitas dan pelayanannya,” katanya.

Sebagai informasi, tarif KRL Commuterline diwacanakan bakal naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000.

Namun rencana implementasi kenaikan tarif KRL mengalami perubahan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved