Minggu, 7 September 2025

4 Anak Tewas di Jakarta Selatan

Fakta-fakta Tewasnya 4 Anak di Jagakarsa: Diduga Dibunuh Ayah, Ibu Alami KDRT sampai Muntah Darah

Berikut 6 fakta penemuan empat jasad anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Diduga, empat bocah malang itu dibunuh ayah kandungnya, P.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Suci BangunDS
TribunJakarta.com
Kolase mayat empat anak dan rumah kontrakan, sebagai lokasi ditemukannya mayat. Berikut fakta-fakta penemuan empat mayat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Setelah ditemukan, P langsung dilarikan ke RS Aulia, Jakarta Selatan.

Namun P akhirnya dipindahkan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mempermudah penyelidikan.

Diduga P mencoba mengakhiri hidup setelah menghabisi nyawa empat anaknya.

Di sisi lain, penanganan kasus KDRT yang dilakukan P terhadap istrinya kini diambil alih oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

Baca juga: 4 Jasad Anak di Jagakarsa Dijejerkan Sesuai Umur dan Bawa Boneka, Diduga Dibunuh hari Minggu

5. Korban Diduga Tewas sejak Senin

Jenazah balita warga Jagakarsa yang dibawa ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (6/12/2023).
Jenazah balita warga Jagakarsa yang dibawa ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (6/12/2023). (Istimewa via TribunJakarta.com)

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Arif Wahyono, mengatakan empat korban diduga telah meninggal dunia lebih dari dua hari saat ditemukan.

Namun, belum diketahui pasti penyebab kematian empat anak bernasib malang tersebut.

Saat ini, tim dokter forensi RS Polri Kramat Jati masih melakukan proses autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Kita mencari sebab kematian, mencari ada luka-luka atau enggak. Kan sudah membusuk, itu kekerasan atau bukan kita enggak tahu," ujarnya.

6. Terduga Pelaku dan Istri Nikah Siri

Di sisi lain, Ketua RT setempat, Yacob menyebut P dan D mengontrak rumah sejak 9 bulan lalu.

Setelah pindah, P sempat mendatangi rumah Yacob.

Kepada Yacob, P mengaku belum mendaftarkan pernikahannya ke Kantor Urusan Agama (KUA) sehingga tidak memiliki Kartu Keluarga (KK).

Kendati demikian, Yacob tidak pernah menaruh curiga.

Yacob menyebut, selama tinggal di sana P dan D tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan