Sabtu, 27 September 2025

Polisi Aniaya Ibu Kandung

Ternyata TKP Jual Miras, Aipda Nikson Pembunuh Ibu Kandung Dikenal Suka Mabuk-mabukan

Tak hanya itu, Ketua RT setempat mengungkapkan warung tersebut sempat menjual minuman keras alias miras.

Kolase Tribunnews
Ajun Inspektur Dua (Aipda) Nikson Jeni Pangaribuan (41; kiri) ditangkap usai melakukan pembunuhan terhadap ibu kandungnya, Herlina Sianipar (61), di warung sekaligus tempat tinggal mereka di Jalan Raya Narogong RT 2 RW 4, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (1/12/2024) malam.  

Laporan Tim Liputan Khusus Tribun Network

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang polisi, Ajun Inspektur Dua (Aipda) Nikson Jeni Pangaribuan (41) tega menganiaya ibu kandungnya, Herlina Sianipar (61), hingga tewas.

Nikson alias Ucok diduga menganiaya ibu kandungnya itu menggunakan tabung gas hingga akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa nahas tersebut terjadi di ruko warung yang jadi tempat berjualan sekaligus tempat tinggal keluarga Herlina Sianipar, di tepi Jalan Raya Narogong RT 2 RW 4, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (1/12/2024) malam.

Ketua RT 02 RW 04, Hamid (65), mengatakan warung tersebut di antaranya menjual rokok, gas LPG, dan minuman ringan dalam kemasan.

Tak hanya itu, Ketua RT setempat mengungkapkan warung tersebut sempat menjual minuman keras alias miras.

"Memang kalau dulu, saya ngomong apa adanya. Kalau dulu, dia kan suka jualan minuman. Dulu tapi. Jualan miras. Dulu. Tapi sekarang kan jualan minuman kayak minuman kaleng gitu, biskuit, rokok. Lama-lama (jual) gas. Agen," kata Hamid, kepada Tribun Network, pada Selasa (3/12/2024).

Baca juga: Bunuh Ibu Kandung, Aipda Nikson Disebut Alami Gangguan Jiwa hingga Buat Istri dan Anaknya Kabur

Hal itu dibenarkan, Asep, seorang pemilik warung makan yang berjarak sekira 100 meter dari warung keluarga pelaku sekaligus korban.

Pria yang saat ditemui mengenakan kopiah di kepalanya itu mengatakan, warung milik keluarga Ucok memang menjual miras.

Asep menceritakan, warung milik keluarga Aipda Nikson itu lebih sering buka pada malam hari dan hampir ada saja pembeli setiap harinya.

Sedangkan soal dagangan berupa gas LPG, menurutnya, baru beberapa waktu terakhir dijual di warung sekaligus rumah yang berlokasi di pinggir Jalan Raya Narogong, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu.

"(Dagang) minuman. Itu dia bukanya kan malam. (Agen gas LPG) itu baru," tutur Asep.

Baca juga: Pihak Kampus Tak Kaget Agus Buntung Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa: Bukan Kali Pertama Buat Ulah

Pantauan Tribunnews di lokasi, Selasa (3/12/2024), tampak depan warung tersebut berbentuk toko dengan dua ruangan terpisah namun bersampingan. 

Kedua ruangan itu dipasang pintu folding gate berbahan besi dan dicat warna hijau yang berpadu dengan dinding berwarna kuning.

Ada pagar kecil di samping ruangan warung paling kanan. Pagar tersebut merupakan akses menuju pintu masuk ke bagian tengah rumah tersebut, yang terbuat dari kayu.

Sekira pukul 14.00 WIB, warung yang tutup tersebut didatangi seseorang yang diduga hendak membeli produk minuman.

Orang tersebut turun dari mobil jenis MPV warna hitam yang dikemudikannya. Ia diduga tidak mengetahui bahwa kios tersebut tutup setelah adanya insiden pembunuhan.

Apalagi, pihak kepolisian tidak memasang garis polisi di sepanjang folding gate warung tersebut.

Saat ditanya wartawan mengenai tujuannya berhenti di depan warung tersebut. Kata pria berkaos hitam itu mengatakan, ia hendak membeli minuman. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut minuman apa yang ingin dibelinya.

"Cari apa, Pak? Mau beli gas?" tanya wartawan kepada pria berusia sekitar setengah abad itu.

"Enggak, bukan gas. Mau beli minuman," ucapnya merespons wartawan.

Aipda Nikson Pangaribuan dan istrinya. Nikson membunuh ibu kandungnya di Cileungsi, Bogor, dengan memukulkan gas melon ke kepala. NIkson pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta Barat untuk mengatasi masalah gangguan kejiwaannya.
Aipda Nikson Pangaribuan dan istrinya. Nikson membunuh ibu kandungnya di Cileungsi, Bogor, dengan memukulkan gas melon ke kepala. NIkson pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta Barat untuk mengatasi masalah gangguan kejiwaannya. (dok. Tribunnews Bogor)

Mengetahui warung milik keluarga Ucok tutup, pria tersebut kemudian bergegas masuk ke dalam mobil dan seketika meninggalkan lokasi.

Dedi, seorang pegawai pabrik yang berada persis di sebelah kanan rumah Ucok kembali menguatkan informasi bahwa warung tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan itu memang menjual produk-produk miras.

Ia mengaku tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. Bahkan, katanya, semasa bujang dia kerap membeli miras di toko milik keluarga Ucok.

"Waktu saya bujangan sering beli minuman di sini. Anggur merah, bir, gitu. Kalau sekarang sih udah enggak pernah," ucap Dedi, saat ditemui.

Baca juga: Nasib Gus Miftah di Pemerintahan Prabowo Usai Ejek Penjual Es, Ini Pernyataan Gerindra & Istana

Sementara itu, Imam, satu di antara sejumlah tetangga keluarga Ucok yang berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan menuturkan, minuman keras beralkohol merupakan produk yang dijual di kios milik tetangganya itu.

Bahkan, ia menyebut, Ucok kerap bermabuk-mabukan hingga menyebabkannya emosi.

Pelaku Disebut Pernah Cerita Diguna-guna Mantan Istri

Nikson Jeni Pangaribuan, pelaku kasus dugaan pembunuhan terhadap ibu kandungnya telah bercerai dengan istrinya, beberapa tahun ke belakang.

Hal tersebut diungkapkan Ketua RT setempat, Hamid, yang juga mengatakan Nikson alias Ucok juga telah dikaruniai seorang anak dari perkawinan itu.

"Mantan istrinya sekarang di kampung, di Ciamis. Anaknya dibawa mantan istrinya," ungkap Hamid.

Melanjutkan ceritanya, Hamid, kemudian menyampaikan, Nikson, pernah tertangkap mata sedang terlibat keributan dengan seorang warga sekitar yang merupakan anak buah dari bos penyewaan transportasi, Deden.

Kata Ketua RT, kejadian tersebut terjadi sekitar tiga bulan yang lalu. Ia menyebut, tidak mengetahui latar belakang keributan yang terjadi. 

Namun, jelasnya, dalam peristiwa tersebut, Ucok, adalah pihak yang lebih dulu emosi dan mengajak anak buah dari Deden untuk beradu fisik.

"Saya lagi lewat. Terus, liat si Nikson duduk di motor sambil marah ke anak buahnya bos Deden, 'gua matiin lu'," kata Hamid.

Baca juga: Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Psikolog Singgung Penumpukan Trauma dan Frustasi

Melihat percekcokan antara warganya itu, Hamid pun berusaha melerai hingga akhirnya keributan tidak berlanjut menjadi lebih parah.

Adapun kisah tersebut dilanjutkan Hamid, yang menuturkan bahwa seminggu sebelum peristiwa Ucok membunuh ibu kandungnya, Ketua RT itu sempat berbincang dengan pelaku.

Dalam perbincangan tersebut, kata Hamid, Ucok meminta maaf atas keributan yang terjadi antara dia dengan anak buah dari bos Deden.

Obrolan itu semakin dalam, hingga Nikson mengungkapkan kepada Ketua RT setempat, bahwa dia memicu keributan tersebut lantaran sedang di bawah pengaruh guna-guna ilmu hitam yang dilakukan mantan istrinya.

"Mungkin ya karena dia malu ya si Nikson. Katanya 'maaf, saya dulu pernah negor anak buahnya Deden. Saya diguna-guna istri saya'," ungkap Ketua RT, kepada Tribun Network.

Mendengar pengakuan Nikson, Hamid, mengaku dia tidak sepenuhnya percaya. Hal itu lantaran sehari-harinya, dia melihat Nikson dalam keadaan yang sehat.

Keluarga Ingin Pelaku Direhabilitasi

Selasa (3/12/2024) sekira pukul 16.00 WIB, sekira belasan saudara Nikson berkumpul di rumah TKP pembunuhan sekaligus rumah duka korban.

Mereka yang mengenakan pakaian serba hitam, baru saja selesai menguburkan korban, Herlina Sianipar, di TPU Cipenjo, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Wartawan Tribun Network diperbolehkan untuk mengintip bagian dalam rumah Nikson dan Herlina oleh pihak keluarga.

Dari bagian tengah rumah keluarga itu, tampak garis polisi membentang di sepanjang pintu berwarna cokelat yang dipasang gorden berwarna dominan merah muda dan putih.

Pintu tersebut menghubungkan bagian ruang tengah rumah dengan warung yang menjadi tempat kejadian Nikson menghabisi nyawa ibu kandungnya.

Bagian dalam warung tidak terlihat. Hanya gelap karena lampu di bagian dalamnya tidak dalam kondisi menyala.

Paman pelaku, Rony (75), menjelaskan keluarga Herlina sejatinya adalah keluarga yang rukun. Ia menyebut, mendiang adik iparnya itu sangat menyayangi keempat anaknya, termasuk Nikson.

Ia kemudian mengatakan, sekitar tiga tahun belakangan, Nikson diduga mengidap gangguan kejiwaan. Ia tidak mengetahui apa penyebab keponakannya dalam kondisi seperti yang demikian.

Katanya, Nikson alias Ucok sudah sempat dibawa untuk berobat ke rumah sakit jiwa di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Pihak rumah sakit membolehkan Nikson pulang karena telah dinyatakan sembuh.

Namun, menurutnya, gangguan kejiwaan yang diderita keponakannya itu kerap kambuh. Hal itu dikarenakan, Nikson, diduga tidak teratur meminum obat yang diresepkan dokter kepadanya.

Lebih lanjut, kondisi Nikson yang demikian, katanya, berdampak pada keluarganya yang khawatir akan kesehatan mental Nikson.

Bahkan, Rony mengatakan, ayah dari Nikson telah wafat enam bulan yang lalu akibat serangan jantung. Ia menduga, sang adik meninggal dunia karena memikirkan kondisi anaknya yang merupakan anggota kepolisian aktif itu.

Baca juga: 30 Kali Beraksi, Tiga Polisi Gadungan Peras Korban Pakai Modus Tuduh Narkoba Ditangkap di Palmerah

Meski demikian, ia menilai, hubungan Nikson dengan ibu kandungnya, Herlina, dalam kondisi yang sangat baik dan tidak pernah ada permasalahan sebelumnya.

"Gejala sebelum kejadian (pembunuhan), Nikson itu dua minggu yang lalu, sudah marah-marah terus, nonjokin lantai, ubin, dan mukulin meja. Di situ, kita jelas, bahwa si Nikson itu penyakitnya sudah kambuh," jelas Rony, kepada Tribun Network.

Atas kondisi yang terjadi dengan Nikson, Rony berharap, keponakannya dapat direhabilitasi sambil menjalankan hukuman.

"Bukan kemauan si Nikson jadi sakit. Bukan kemauan dia. Mohon Propam yang memeriksa dia nanti memikirkan seadil-adilnya sesuai dengan aturan. Maksud saya, permintaan keluarga kami, jangan sampai dia dipecat. Tolonglah direhab sampai dia sembuh," imbuh Rony.  (Tim Liputan Khusus Tribun Network)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan