Kebakaran Glodok Plaza
Ayah Oshima Yukari Ungkap Komunikasi Terakhir dengan sang Putri sebelum Tragedi Kebakaran Glodok
Keluarga Oshima Yukari yang berasal dari Kendal, Jawa Tengah, sudah menjalani serangkaian tes DNA di Rumah Sakit (RS) Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pramugari, Oshima Yukari (30), menjadi salah satu korban hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.
Ayah korban, yaitu Edi Sunarsono alias Soni, mengungkapkan momen terakhir sebelum Oshima Yukari menjadi korban hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza.
Ia menyebut, Oshima sempat mengucapkan selamat natal dan tahun baru kepada dirinya dan keluarga.
"Komunikasi ke saya terakhir itu pas natal. Dia ngucapin, 'Bapak, Ibu, selamat natal dan tahun baru ya'," kata Soni di kediamannya, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (19/1/2025), dilansir Tribun Jateng.
Ia juga mengaku sempat bertemu Oshima saat acara kesenian di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Minggu (1/12/2024).
Di sisi lain, Soni merasakan firasat terhadap putrinya yang terlihat berbeda dari biasanya saat pertemuan itu.
Soni, rupanya juga sempat mengunggah foto putrinya di media sosial.
"Saya melihat putri saya waktu itu kok ada yang berbeda, agak lesu layu wajahnya. Tapi tidak saya kasih tahu ke putri saya," ungkapnya.
Dengan wajah penuh ketegaran, Soni mengungkapkan bahwa putrinya bakal berulang tahun ke-30 pada Maret 2025.
"Dia kelahiran 1995, besok Maret itu ulang tahun," ujarnya.
Baca juga: Ayah Oshima Yukari Korban Hilang Kebakaran Glodok Berharap Mukjizat: Siapa Tahu Hanya Luka Ringan
Sudah Jalani Tes DNA
Sampai saat ini, jenazah Oshima belum ditemukan, tetapi keluarga korban yang berasal dari Kendal sudah menjalani serangkaian tes DNA di Rumah Sakit (RS) Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Soni dan keluarga terbang dari Kendal ke Jakarta untuk melakukan tes DNA proses identifikasi jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza.
Rombongan keluarga pun telah pulang ke kediamannya di Desa Womosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, pada Minggu pagi.
"Kami pulang tadi malam dan baru tiba di Kendal pagi tadi. Semoga diberikan yang terbaik untuk anak saya," ujar Soni, Minggu.
Ia menjelaskan, hasil tes DNA baru bisa keluar setelah satu atau dua pekan ke depan sehingga dirinya dan keluarga dengan berat hati memutuskan pulang ke kampung halamannya di Kendal.
"Kemarin saya tanya, 'Dok ini kira-kira harus menunggu berapa lama lagi, ya?' Antara seminggu sampai dua minggu lagi," terangnya.
Soni menyebut, serangkaian tes DNA yang dilewatinya cukup lama, yaitu sekitar 1,5 jam dengan berbagai metode.
"Saya waktu itu dapat antrean nomor 11, saya ngantre dari pagi baru diperiksa jam setengah enam sore. Kurang lebih ada 12 orang yang ikut tes DNA," ungkapnya.
Ia pun berharap proses identifikasi bisa selesai lebih cepat sehingga jenazah putrinya bisa segera dibawa ke Kendal untuk dimakamkan.
"Jasad anak saya akan tetap bawa ke sini pulang ke Kendal apa pun yang terjadi. Karena semua keluarganya ada di sini, dia juga lahir di sini," ujarnya.
Proses Identifikasi Jenazah
Proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang dilakukan di RS Polri Kramat Jati masih berjalan.
Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data pembanding antemortem meliputi sidik jari, gigi, dan DNA diberikan pihak keluarga, dengan data postmortem dari jenazah korban.
Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi mengatakan, secara prosedur identifikasi lewat pencocokkan data DNA membutuhkan waktu dua pekan.
"Pengalaman kami (dari operasi DVI) itu satu sampai dua minggu ya. Itu kalau lancar, mudah-mudahan lancar," kata Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Minggu.
Identifikasi melalui DNA membutuhkan waktu lantaran Tim DVI perlu melakukan serangkaian uji laboratorium untuk mencocokan data DNA antemortem dengan postmortem.
Proses identifikasi dapat lebih cepat jika terdapat data sidik jari dan gigi jenazah, tetapi karena kondisi jenazah yang terbakar pencocokan data sidik jari sulit dilakukan.
Sedangkan identifikasi jenazah melalui gigi membutuhkan data rekam medis pemeriksaan gigi korban semasa hidup atau foto gigi geligi yang menampilkan jelas kondisi gigi.
"Kemudian dari properti (pakaian, aksesoris seperti cincin) sedapat mungkin kalau masih ada tersisa ya kita upayakan kita analisa juga propertinya, pakaiannya dan lain sebagainya," ujarnya.
Fauzi berujar, sampai saat ini Posko Antemortem Tim DVI sudah menerima laporan dari 13 pihak keluarga korban yang kehilangan kerabatnya dalam kebakaran Glodok Plaza.
Kemudian ada delapan kantong jenazah di Posko Postmortem, tapi belum dapat dipastikan apakah masing-masing kantong jenazah berisi satu jenazah atau hanya bagian tubuh.
"Nanti kita periksa apakah dari delapan kantong jenazah itu isinya adalah bagian dari tubuh semua. Atau cuma serpihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya, kan kita enggak tahu," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul: Kalimat Terakhir Pramugari Oshima Yukari Sebelum Tragedi Kebakaran Glodok, Ayahnya Ungkap Firasat.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng/Agus Salim Irsyadullah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.