Sabtu, 20 September 2025

Hari Buruh

Pasangan Buruh Tunadaksa Ikut Aksi May Day di Monas: Jangan Ragukan Kemampuan Kami

Pasangan suami istri penyandang disabilitas berharap agar perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin terbuka menerima pekerja disabilitas.

Editor: Erik S
Ibriza/Tribunnews
HARI BURUH - Pasangan suami-istri penyandang disabilitas, Munandar Safri (38) dan Lifiana (30), ikut hadir dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025). Lifiana berharap peringatan Hari Buruh ini menjadi momentum pemerintah untuk lebih memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas di dunia kerja 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan suami istri penyandang disabilitas, Munandar Safri (38) dan Lifiana (30), ikut hadir dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).

Munandar dan Lifiana tampak mengenakan seragam organisasi serikat buruh mereka yang berwarna putih. Mereka juga mengenakan slayer oranye yang dikalungkan di leher.

Mereka mengaku baru pertama kali mengikuti peringatan Hari Buruh di Jakarta.

Baca juga: Di Depan Massa Buruh, Prabowo Nyatakan Dukung RUU Perampasan Aset

Keduanya menaruh harapan agar perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin terbuka menerima pekerja disabilitas.

"Supaya perusahaan-perusahaan di Indonesia ini bisa terbuka untuk penyandang disabilitas. Bisa menerima dan tidak meragukan kemampuan kami karena dari keterbatasan kami, di situ ada banyak kelebihan," ucap Lifiana, saat ditemui Tribunnews.com, di Monas, Kamis.

Munandar dan Lifiana telah bekerja selama lebih dari satu dekade di PT Omron Manufacturing Indonesia, yang memproduksi komponen-komponen elektronik. 

Lifiana mengatakan, dia sudah 13 tahun bekerja, sedangkan Munandar 12 tahun. Mereka bekerja di satu perusahaan yang sama.

Pasangan penyandang tunadaksa itu mengatakan, sudah sejak lama perusahaan tempat mereka bekerja mempekerjakan pegawai disabilitas.

Ada sekitar 20 buruh disabilitas lainnya yang bekerja di perusahaan tersebut. Di antaranya tuna rungu, tuna daksa, dan tuna wicara.

“Di perusahaan kami, tidak ada perbedaan perlakuan antara disabilitas dan non-disabilitas. Statusnya tetap sama, karyawan. Bahkan sejak awal sudah disosialisasikan ke seluruh karyawan agar tidak ada diskriminasi,” jelasnya.

Baca juga: Manfaatkan Hari Libur, Buruh Pabrik Asal Bogor Ajak Anak Ikut Aksi May Day di Monas

Selanjutnya, Lifiana menilai, kebutuhan penyandang disabilitas sebenarnya tidak berbeda dengan kelompok lainnya, seperti lansia dan ibu hamil.

Misalnya seperti pegangan jalan, toilet duduk, atau anti-slip di kamar mandi. Menurutnya, kebutuhan seperti itu tak hanya dibutuhkan para penyandang disabilitas.

Sehingga, ia mengatakan, tidak masuk akal jika perusahaan tertentu tidak bersedia mempekerjakan para penyandang disabilitas hanya karena alasan akan terbebani oleh hal-hal yang dinilai sebagai "kebutuhan khusus" para penyandang disabilitas.

“Jadi, menurut saya tidak masuk akal kalau perusahaan menolak penyandang disabilitas hanya karena fasilitas,” ucap Lifiana, yang kini bekerja di sebagai operator produksi.

Lebih lanjut, Munandar dan Lifiana berharap peringatan Hari Buruh ini menjadi momentum pemerintah untuk lebih memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas di dunia kerja.

Baca juga: Sekjen Serikat Buruh Dunia: May Day 2025 di Monas Bersejarah karena Dihadiri Presiden Prabowo

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan