Jumat, 22 Agustus 2025

3 Wanita Diduga Jadi Korban Malapraktik Klinik Kecantikan di Jaktim: Hidung Tinggi dan Miring

Korban mengatakan usai melakukan operasi pada bagian hidung pertama kali, kondisinya malah menjadi semakin memprihatinkan. Hidung tinggi dan miring

Editor: Erik S
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
KORBAN MAL PRAKTIK - Tiga wanita asal Kalimantan Timur (Kaltim) mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan polisi pada Rabu (14/5/2025). Mereka melapor setelah diduga menjadi korban mal praktik sebuah klinik kecantikan di kawasan Jakarta Timur usai melakukan operasi hidung. 

"Nah dia itu kayak ngiklan itu bagus testinya dari hasil klinik itu bagus semua, jadi tertariknya dari situ banyak tanya, konsul, nanya pemulihan berapa lama terus nanti tindakan nya seperti apa dengan hasil-hasilnya dan dia bilang ngeliat beberapa cuplikan iklannya dia pernah operasi disitu testi-testinya," tuturnya.

NH kemudian memutuskan terbang dari Samarinda ke Jakarta pada 9 Desember 2024 dan menjalani operasi pertamanya di klinik itu.

Baca juga: TKW Asal Jember Lumpuh Diduga Korban Malapraktik di Singapura, Sempat Operasi dan Koma 9 Hari

"Mulai operasi pertama itu tanggal 9 Desember 2024 janjiannya di jam 9 - 10 pagi di klinik tersebut untuk ditangani operasi pertama," ungkapnya.

NH mengatakan, ia membayar biaya tindakan secara bertahap. Total biaya yang dikeluarkan untuk seluruh rangkaian tindakan, mencapai puluhan juta rupiah.

Namun setelah operasi selesai, NH malah mendapatkan pendarahan yang tak berhenti selama 7 hari lamanya.

"Keluhannya itu yang tidak normal itu pendarahan yg terus menerus selama 7 hari, akhirnya saya tanya "ini gimana? Hal yang biasa atau gimana?" Tapi dari pihak klinik menjawab tergantung pemulihan tergantung daya tahan tubuh masing-masing, ada yang cepat, ada yg lambat. Ketika dijawab seperti itu saya pikir "oh mungkin daya tahan tubuh saya tidak seperti orang-orang pada umumnya, cepat," tuturnya.

NH mengaku kembali menjalani tindakan operasi kedua yang disebut pihak klinik minim resiko. Alih-alih membaik, luka pascaoperasi justru memburuk. 

Akhirnya, NH memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter kulit dan spesialis bedah plastik di Samarinda hingga akhirnya diketahui jika dirinya diduga menjadi korban malapraktik.

"Jadi akhirnya orang tua memutuskan untuk coba deh cari dokter bedah plastik yg lain utk yanya kondisi hidungmu seperti apa. Jadi kontak ketiga dokter bedah plastik di Samarinda, menyatakan bahwasanya harus dilepas implannya dan dalam kondisi infeksi. Makanya jahitannya itu tidak tertutup karena infeksi," jelasnya.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan