Senin, 25 Agustus 2025

Banjir di Jabodetabek

Empat Jam Menembus Banjir di Tangerang Selatan, Menit demi Menit Air Naik, Gardu Listrik Meledak 

Banjir melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Senin (7/7/2025 membuat tak sedikit pengguna jalan terjebak banjir. Berikut pengalaman Tribunnews.com

|
Penulis: Anita K Wardhani
kolase/Tribunnews.com/Anita K Wardhani/dok warga
BANJIR DI TANGSEL - Banjir melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Senin (7/7/2025 membuat tak sedikit pengguna jalan terjebak banjir. Berikut pengalaman Tribunnews.com 

Di Puri Bintaro, puluhan warga dievakuasi menggunakan perahu karet, dan beberapa kendaraan yang mogok pun diangkut ke lokasi aman

Pemerintah daerah juga terus mengimbau pengguna jalan untuk memantau update kondisi dan memprioritaskan keselamatan.

Untuk itu warga dihimbau agar menghindari Jalan Aria Putra, kawasan Bintaro Sektor 9, Jalan Merpati, serta Tanah Tinggal Ciputat dan Jembatan Puri Bintaro.

Video situasi banjir yang diunggah akun media sosial seperti Tangsel Life dan Kabar Bintaro memperlihatkan kondisi jalan terendam tinggi serta arus lalu lintas yang tersendat dan lumpuh total.

Luapan Kali dan Sumbatan Drainase 

Sementara itu, Komandan Regu Satgas BPBD Kota Tangsel, Dian Wiriyawan mengatakan bahwa hujan deras yang mengguyur wilayah Tangsel menyebabkan sejumlah titik mengalami genangan air.

Menurut laporan yang diterima pada pukul 17.25 WIB, genangan mulai terjadi sekitar pukul 15.47 WIB. Beberapa titik terparah berada di kawasan Ciputat dan Pamulang, dengan dampak paling signifikan dirasakan oleh ratusan kepala keluarga.

Salah satu titik genangan terpantau di Jalan Raya Totitoti Eyang Agung, Serua Indah, dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 30 sentimeter.

"Genangan ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan yang menyebabkan meluapnya aliran Kali Serua," ujar Dian saat dikonfirmasi TribunTangerang.com, Senin (7/7/2025).


Derasnya curah hujan menyebabkan sejumlah aliran sungai, terutama Kali Serua, meluap dan menyebabkan genangan di berbagai titik.

Data dari BPBD Tangsel mencatat sedikitnya sepuluh lokasi terdampak banjir, satu diantaranya bahkan menyebabkan akses jalan lumpuh total.

Di Jalan Aria Putra, Ciputat, tepatnya depan Bakso Titoti, ketinggian air mencapai 25 cm atau setinggi dada orang dewasa, membuat arus lalu lintas lumpuh dan sebuah mobil hitam dilaporkan mogok akibat menerjang genangan.

Kondisi serupa terlihat juga di Perumahan Puri Bintaro, Jombang, dimana air mencapai ketinggian antara 40 hingga 80 cm serta membatasi akses kendaraan sehingga akses menuju Serpong sempat terhenti total.

Selain itu, kawasan depan Citra Garden Bintaro juga ditutup total karena genangan yang cukup tinggi, memaksa pengendara untuk mencari jalan lain.

Dari atas gedung ruko Urbana Place di Merpati Raya, petugas juga memantau genangan di depan Citra Garden yang cukup parah, serta mengimbau warga untuk menjauhi area terdampak dan melalui jalur alternatif.

Warga juga ditekankan untuk berhati-hati menghindari kendaraan mogok dan potensi kecelakaan saat menerobos air banjir .

Sebaran Banjir di Tangsel 

gerbang bni ciputat
BANJIR DI CIPUTAT - Banjir melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Senin (7/7/2025 membuat tak sedikit pengguna jalan terjebak banjir. Foto diambil dari kawasan Bukit Nusa Indah Ciputat Tangsel Di sini air terus naik kemarin hingga membuat warga terjebak tak bisa melintas. Berikut pengalaman Tribunnews.com menembus banjir.

Hingga pukul 17.25 WIB, BPBD mencatat genangan di lokasi-lokasi berikut:

"Update hingga pukul 18.35 WIB, ada 14 titik genangan dan banjir di Tangsel,” ujar Penata Layanan Operasional Danton Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Kota Tangsel, Dian Wiryawan, Senin (7/7/2025).

Berikut daftar lokasi banjir di Tangsel:

1. Jalan Totitoti Eyang Agung, Serua Indah, Ciputat.
   Tinggi muka air (TMA): 30 cm
   Dampak: Menutupi akses jalan

2. Perumahan Bintaro Indah RW 22, Jombang, Ciputat.
   TMA: 35-110 cm
   Dampak: Sekitar 200 kepala keluarga (KK) terdampak

3. Perumahan Bukit Nusa Indah, Serua Indah, Ciputat.
   TMA: 10-40 cm
   Dampak: Sekitar 180 KK terdampak


4. Perumahan Pamulang Asri 2 RW 9, Serua Indah.
   TMA: 15-60 cm
   Dampak: Sekitar 80 KK terdampak

5. Jalan Alfurqon RT 004 RW 07, Jombang, Ciputat.
   TMA: 40 cm

6. Kompleks Bea Cukai Cirendeu, Pisangan, Ciputat Timur.
   TMA: 45 cm

7. Jalan Bulak Maharta RW 9, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren.
   TMA: 15-40 cm

8. Kampung Empang Sari RT 004 RW 07, Ciputat.
   TMA: 50-90 cm
   Dampak: Sekitar 60 KK terdampak

9. Jalan Ganda Sasmita RT 02 RW 09, Serua, Ciputat.
   TMA: 50 cm

10. Kampung Masjid RT 05 RW 03, Jombang, Ciputat.
    TMA: 35-130 cm

11. Kampung Cilalung RT 05 RW 05, Serua, Ciputat.
    TMA: 40 cm
    Dampak: 10 KK terdampak

12. Gardenia Estate Blok B5, Ciputat.
    TMA: 50 cm

13. Perumahan Green Hills, Serua, Ciputat.
    TMA: 60 cm

14. Gang Wahid RT 11 RW 10, Kedaung, Pamulang.
    TMA: 30 cm
    Dampak: 20 KK terdampak

Penjelasan BMKG Mengapa saat Kemarau Masih Turun Hujan Ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, hujan ekstrem masih akan turun di Jabodetabek meski kini musim kemarau.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan anomali cuaca ini.

Mulai dari faktor regional maupun global, seperti melemahnya Monsun Australia, gelombang kelvin

"Juga konvergensi angin dan labilitas atmosfer lokal juga tepantau kuat sehingga mempercepat pertumbuhan awan hujan," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Senin (7/7).

Ditambah lagi pantauan dari iklim global, ada ENSO (suhu muka air laut di Samudra Pasifik) dan IOD (suhu muka air laut di Samudra Hindia).

Dwikorita memperingatkan, wilayah-wilayah ini perlu mewaspadai cuaca ekstrem.

Seperti sebagian Pulau Jawa bagian barat dan tengah (terutama Jabodetabek), Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.

Wilayah tersebut sudah terkonfirmasi terjadi hujan intensitas lebat, sangat lebat, hingga ekstrem pada beberapa hari terakhir.

"Kemudian periode 10-12 Juli 2025, potensi hujan signifikan diperkirakan akan bergeser ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur seiring dengan pergeseran gangguan atmosfer dan distribusi kelembapan tropis," lanjutnya.

Masyarakat harus mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, banjir bandang, serta gangguan transportasi.

(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Rina Ayu/Tribun Tangerang/Ikhwana Mutuah Mico)

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan