Mushola Ambruk di Bogor
Kondisi Balita Korban Bangunan Ambruk Majelis Taklim di Bogor
Bangunan itu roboh saat puluhan orang jemaah Majelis Taklim sedang melakukan pengajian.
Penulis:
Hasanudin Aco
Hal itu diungkap Dandim 0621, Letkol Inf. Henggar Tri Wahono, menduga lantai dua gedung tidak mampu menahan beban jemaah yang membludak.
“Ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiya akibat tidak mampu menahan jemaah pada acara maulidan,” ujarnya.
Sebelum dipergunakan, bangunan harus diuji untuk menahan beban hidup (manusia, perabot) dan beban mati (struktur itu sendiri).
Tanpa uji beban, lantai atau tiang bisa gagal menopang tekanan saat jumlah orang membludak.
Beberapa tiang kayu dan kabel terlihat berserakan di antara reruntuhan, memperkuat dugaan bahwa konstruksi bangunan mungkin belum sepenuhnya permanen atau tidak dibangun dengan standar struktural yang memadai.
Beton, coran, dan perekat struktural butuh waktu untuk mengeras sempurna. Jika langsung digunakan, terutama di lantai atas, daya tahan bisa belum maksimal dan berisiko retak atau runtuh.
Bangunan yang dibangun cepat atau tanpa pengawasan teknis bisa punya cacat struktural. Misalnya, tiang penyangga tidak sesuai spesifikasi, atau fondasi berada di atas tanah labil seperti mata air.
Bangunan yang biasa dipakai untuk 30 orang, tiba-tiba menampung 150 jemaah saat acara besar seperti Maulid Nabi.
Beban berlebih menyebabkan lantai dua ambruk ke bawah. Selain itu, bangunan harus diverifikasi oleh dinas terkait untuk keamanan dan kapasitas. Adanya
Sertifikat Laik Fungsi memastikan bangunan layak digunakan secara publik.
Menurut Ikbar, putra Koyah, bangunan Majelis Taklim itu ambruk karena tiang coran penahan bangunan hancur.
"Dibawahnya kan mata air. Tiang corannya ancur, bangunan diatasnya ambruk ke bawah," kata Ikbar.
Sementara itu, Kapolsek Ciomas, Kompol Iwan Wahyudi mengungkapkan jumlah jemaah yang hadir saat peringatan Maulid Nabi meningkat tajam dari biasanya.
“Biasanya di situ sering diadakan pengajian tapi jumlah jemaahnya hanya 30 orang. Tapi karena sekarang lagi maulidan, jemaahnya banyak 120–150 orang, nggak tahan (bangunan), jadi dari lantai dua ambruk ke bawah,” jelasnya.
Hingga saat ini seluruh korban masih menjalani perawatan di IGD RSUD Kota Bogor.
Sejumlah korban mengalami luka-luka di kepala dan patah tulang.
"Sejumlah korban mengalami patah tulang dan memar di bagian tulang belakang," ujar dr Adhita Nurfitriani, dokter jaga IGD RSUD Kota Bogor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.