Sabtu, 11 Oktober 2025

Rentetan Ancaman di Tangsel: Sekolah Diteror Bom, Ledakan Gedung Farmasi hingga Monyet Liar

Rentetan teror bom dan ledakan misterius guncang Tangsel. Polisi pastikan tak ada bahan peledak, warga diminta tetap tenang.

Editor: Glery Lazuardi
Istimewa
TEROR BOM - Tim Jibom Gegana Polda Metro Jaya melakukan penyisiran TKP ancaman teror bom di North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (8/10/2025) 

Victor menjelaskan dari hasil pemeriksaan awal, dipastikan tidak ditemukan adanya bom atau residu bahan peledak di tempat kejadian.

“Puji Tuhan, Alhamdulillah, hasil pemeriksaan dari tim JIBOM Gegana tidak menemukan adanya bom ataupun sisa bahan peledak. Masyarakat kami imbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang belum jelas kebenarannya,” ujar Victor.

Victor memastikan pihaknya telah memeriksa sekitar sembilan orang saksi, baik dari internal perusahaan maupun warga sekitar. Meski begitu, belum bisa dipastikan secara pasti apa penyebab dari ledakan tersebut.

Ia menjelaskan, gedung Nukleus bergerak di bidang farmasi, dan memproduksi berbagai jenis obat-obatan. Di dalam gedung yang terdampak, terdapat fasilitas kantor sekaligus area produksi. 

“Kami masih mendalami aktivitas yang sedang berlangsung di dalam gedung saat kejadian. Penyelidikan lebih lanjut akan kami lakukan bersama ahli dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri untuk memastikan penyebab ledakan,” jelas Victor.

Victor memastikan tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa ini. 

Hingga saat ini, Victor menyebut hanya satu gedung utama milik perusahaan yang mengalami kerusakan cukup parah, meski ada sedikit dampak pada bangunan di sekitarnya.

Victor mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melaporkan apabila melihat atau mengetahui adanya kejadian yang mencurigakan atau mengganggu ketertiban masyarakat.

“Silakan hubungi hotline kami di 110 yang bisa diakses secara gratis, atau langsung melapor ke Polsek dan Polres terdekat. Kami pastikan akan menindaklanjuti setiap laporan secara profesional dan tuntas,” pungkasnya

Aksi Kawanan Monyet Liar

Kawanan monyet liar muncul di permukiman warga Rawa Buntu, Serpong, pada Sabtu (4/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. 

Sedikitnya ada 12 ekor monyet terlihat berpindah dari satu rumah ke rumah lain dengan cara melompat di atas atap. 

Kemunculan hewan-hewan itu membuat warga waspada, terutama karena banyak anak-anak yang antusias melihat dari halaman rumah.

“Ini kan (monyet liar) termasuk binatang buas juga, takutnya nyerang anak-anak,” ujar Ketua RT 003 RW 001 Rawa Buntu, Lily (48), saat ditemui Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Lily mengatakan, pihaknya telah mengimbau warga agar tidak mendekati kawanan monyet ketika hewan-hewan itu memasuki lingkungan. 

“Saya sudah imbau warga supaya jangan mendekat. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang terluka,” katanya. 

Lily menduga kawanan monyet liar itu berasal dari kawasan Puspiptek, yang berjarak tak jauh dari Rawa Buntu. 

Ia menilai, pembangunan di kawasan tersebut, termasuk proyek stadion sepak bola, membuat monyet kehilangan kenyamanan dan sumber makanan. 

“Saya menyaksikan sendiri. Jadi mungkin monyet itu keluaran dari Puspiptek karena di sana tempat mereka. Kampung mereka, ibaratnya sering orang kasih makan,” ujar Lily. Warga bersiaga Untuk berjaga-jaga, warga kini menyiapkan bambu guna mengusir monyet agar tidak turun ke halaman rumah. 

“Jadi kami antisipasi saja bawa bambu supaya monyetnya enggak turun,” kata Ijjo (30), warga setempat. 

Meski belum ada korban, warga tetap khawatir kawanan monyet menyerang anak-anak yang sedang bermain. “Waktu itu banyak anak-anak yang lihat, mereka antusias. Takutnya ada yang gigit. Alhamdulillah enggak ada yang turun,” ujarnya. 

Pada Januari 2021, bocah bernama Rasyikul Zafran Kiyoshi (5) diserang monyet liar di halaman rumahnya di Perumahan Puspiptek, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan

Akibat serangan itu, Rasyikul mengalami luka robek di lengan kiri dan kanan hingga harus mendapat 23 jahitan. 

“Lagi main di teras belakang rumah, terus dari arah luar itu ada monyet tiba-tiba menyerang anak saya. Digigit tangan kiri, baru kanan,” kata ayah korban, Bambang (41), saat diwawancarai waktu itu. 

Bambang segera membawa anaknya ke Balai Kesehatan Puspiptek untuk mendapat pertolongan. Ia juga telah melaporkan kejadian itu ke pengurus lingkungan dan meminta pemerintah untuk menangkap serta merelokasi monyet liar yang berkeliaran. 

Empat tahun berselang, kekhawatiran serupa kini muncul di Rawa Buntu. Warga berharap pemerintah daerah segera bertindak agar kawanan monyet liar tak kembali menebar ancaman di permukiman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved