Kamis, 11 September 2025

Tragedi Priok Berdarah

Setelah Bentrok, Massa-Satpol PP Damai di RS Koja

Di jalanan, ribuan warga melempari aparat Satuan Polisi Pamong Praja dan polisi dengan apa saja. Sesekali mengejar petugas, kemudian merampas peralatan mereka.

Editor: Iwan Apriansyah
zoom-inlihat foto Setelah Bentrok, Massa-Satpol PP Damai di RS Koja
KOMPAS.COM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di jalanan, ribuan warga melempari aparat Satuan Polisi Pamong Praja dan polisi dengan apa saja. Sesekali mengejar petugas, kemudian merampas peralatan mereka.

Aparat juga melawan. Mereka bergiliran melemparkan batu ke arah warga. Sesekali menembakkan meriam air atau gas air mata ke kerumunan warga. Kejar-kejaran tak terhindarkan.

Perang kota ini hanya berlangsung di jalan di wilayah Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4). Perang tak terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja yang menjadi tempat perawatan korban luka. Kedua pihak dirawat di satu ruang, Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Koja. Rumah sakit ini juga menjadi tempat berlindung bagi mereka yang lelah berperang di jalan.

Di RSUD Koja tidak ada permusuhan. Semua yang berada di tempat ini hanya mereka yang memerlukan pertolongan. Pihak rumah sakit mengambil sikap tegas. ”Kami harap tenang, sabar. Jangan ganggu kami memberi pengobatan. Semua warga akan kami tolong,” tutur Wakil Direktur RSUD Koja Caroline ketika menenangkan warga.

Selama bentrok berdarah itu, kepanikan terpusat di Ruang IGD RSUD Koja. Sanak keluarga menunggu di depan pintu masuk ruangan itu.

Hampir semua korban dibawa tim medis dengan ambulans ke ruangan ini. Suasana di IGD RSUD Koja hiruk-pikuk.

Sucipto nyaris tidak bergerak saat tubuhnya dibawa keluar dari IGD untuk dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo. Mata kirinya tertutup perban yang basah dengan darah. ”Matanya luka,” kata Direktur RSUD Koja Togi Asman.

Selama penantian para korban luka, mereka yang bertikai tak saling bentrok di rumah sakit. Kedua pihak sama-sama bisa menahan diri.

Panas di jalan

Kondisi di arena bentrok sangat panas. Puncak bentrok berlangsung pada sore hari sekitar pukul 16.00. Saat itu massa membakar puluhan kendaraan dinas Satpol PP dan polisi, termasuk dua backhoe dan satu kendaraan meriam air milik Polda Metro Jaya.

Awalnya mereka memecahkan kaca-kaca mobil, lalu menjungkirkan kendaraan, dan menjarah isinya. Seusai menjarah, mereka membakar. Hanya beberapa menit kemudian, kompleks gudang Vepak Terminal Jakarta, yang terletak di sudut Jalan Dobo, Koja, Jakarta International Terminal Container (JICT), bak di kelilingi api yang berasal dari deretan kendaraan yang dibakar.

Pemicu

Bentrokan dipicu rencana Pemerintah Provinsi DKI menggusur sebagian lokasi makam Mbah Priuk yang dikeramatkan. Warga, terutama mereka yang mengatasnamakan ahli waris tanah tersebut, berusaha mempertahankan Mbah Priuk.

Kuasa hukum ahli waris Makam Mbah Priuk, Zulhendrihasan, mengatakan, tanah ini awalnya makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad. Saudagar Arab itu meninggal pada tahun 1756 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta.

Saat Habib Hasan dimakamkan, batu nisannya adalah dayung patah dan ”periuk” nasi milik Habib Hasan. Di makam itu juga ditanam bunga tanjung. Zulhendrihasan meyakini hal inilah awal dari penyebutan nama Tanjung Priok.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan