Tragedi Priok Berdarah
Gubernur: Tak Menutup Kemungkinan Kepala Satpol PP Dipecat
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta, Harianto Badjuri, bisa saja dicopot dari jabatannya terkait kerusuhan berdarah yang terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum lama ini.
Editor:
Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta, Harianto Badjuri, bisa saja dicopot dari jabatannya terkait kerusuhan berdarah yang terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, belum lama ini.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, usai menghadiri acara pembukaan Rakernas Asosiasi Ketua DPRD se-Indonesia di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2010).
Fauzi Bowo memang belum menyebut kata-kata yang menjurus ke arah pemecatan. Namun, gubernur yang akrab dipanggil Foke tersebut tidak membantah jika kemungkinan pencopotan Badjuri akibat desakan yang terus mengalir dari berbagai kalangan itu, mungkin saja dilakukan.
"Saya tidak menyatakan seperti itu (Badjuri dipecat). Tetapi, tidak menutup kemungkinan," ujar Foke.
Desakan pencopotan Harianto Badjuri sebagai Kepala Satpol PP DKI Jakarta semakin menguat setelah beberapa kasus tindak kekerasan yang membawa dan melibatkan Satpol PP. Terakhir adalah kasus kerusuhan yang terjadi di komplek Makam Keramat, Mbah Priok di daerah Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Akibat bentrokan yang terjadi antara warga dengan Satpol PP ini, tiga personel Satpol PP meninggal. Mereka adalah Warsito Soepono, Ahmad Tajuddin, dan Israel Jaya.