Bom Bunuh Diri Cirebon
Tak Ada Tangis di Pemakaman Muchamad Syarif
Prosesi pemakaman pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro Mapolresta Cirebon, Muchamad Syarif berlangsung tanpa isak tangis keluarga.
Penulis:
Iwan Taunuzi
Editor:
Ade Mayasanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prosesi pemakaman pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro Mapolresta Cirebon, Muchamad Syarif di Blok A1 kavling 18 TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, berlangsung sederhana. Bahkan, berlangsung cukup singkat tanpa isak maupun raungan tangis pihak keluarga.
Jenazah M Syarif hanya didampingi oleh tiga anggota keluarganya yakni Abdul Ghafur dan Sri Mulat (orang tua M Syarif) dan Fathoni (adik).
Saat kedatangan jenazah di TPU Pondok Rangon, dengan cepat peti jenazah diangkat dan memasukkan jenazah M Syarif ke liang lahat setelah sebelumnya diperdengarkan suara adzan oleh petugas. Setelah itu, sedikit demi sedikit jenazah M Syarif semakin tak terlihat dengan tumpukan tanah yang memenuhi liang lahat.
Meski dilakukan secara khidmat, proses pemakaman pengantin bom ini yang tepat berada di depan sebelah kanan makam dua saudara kandung gembong pengebom dari Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, Syaifuddin Zuhri dan M Syahrir.
Sri Mulat, ibu M Syarif, dengan baju muslimah bercorak hitam putih beserta jilbab hitam hanya diam tak bersuara selama berada di TPU yang mempunyai luas 64 hektar ini. Selama di pemakaman, ia tak lepas dari dampingan Fathoni dan aparat kepolisian (polwan/intel wanita) yang selalu membopongnya.
Bahkan, Abdul Ghafur masih bisa menebar senyum di area pemakaman dan berbincang dengan beberapa aparat kepolisian. Sekilas, kesedihan tampak di raut wajahnya tatkala melantunkan ayat-ayat suci al-quran dan berdoa bersama.
Setelah prosesi pemakaman, Abdul Ghafur hanya memberikan keterangan tak lebih dari tiga menit saja.