Kamis, 25 September 2025

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol: Pengurangan Sampah Harus Dimulai dari Hulu

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya perubahan perilaku masyarakat untuk mengurangi sampah dari hulu.

Istimewa
WORLD CLEANUP DAY - Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya perubahan perilaku masyarakat untuk mengurangi sampah dari hulu. Pernyataan ini disampaikan terkait peringatan World Cleanup Day 2025 yang berlangsung serentak di lebih dari 190 negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya perubahan perilaku masyarakat untuk mengurangi sampah dari hulu.

Pernyataan ini disampaikan terkait peringatan World Cleanup Day 2025 yang berlangsung serentak di lebih dari 190 negara. 

Baca juga: World Clean Up Day 2025, Budi Luhur Cakti Dorong Budaya Peduli Lingkungan Bebas Sampah

World Cleanup Day 2025 adalah peringatan tahunan yang dirayakan secara global pada tanggal 20 September 2025, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam mengatasi masalah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut Hanif, krisis sampah tidak lagi bisa ditangani hanya di hilir.

"Kita tidak bisa lagi menutup mata dengan adanya TPS liar. Pemerintah daerah harus tegas menertibkan, dan masyarakat perlu sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. Beban TPA sudah sangat berat, karena itu sampah harus dikurangi dari hulu," tegas Menteri Hanif, Minggu (21/9/2025).

 

 

Dalam aksi bersih-bersih yang dipimpin langsung oleh Menteri Hanif di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memberantas keberadaan TPS liar yang mencemari lingkungan dan membebani TPA.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian, tetapi juga sarana peningkatan kapasitas publik dalam pengelolaan sampah.

Menteri Hanif menekankan bahwa World Cleanup Day bukan sekadar kegiatan satu hari, melainkan momentum membangun kesadaran kolektif untuk mengubah kebiasaan.

"Dari hal kecil seperti memilah sampah di rumah, dampaknya akan besar bagi keberlanjutan lingkungan," ujarnya.

KLH/BPLH terus mendorong penerapan ekonomi sirkular, tanggung jawab produsen melalui skema Extended Producer Responsibility (EPR), serta pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. 

Disiplin dalam mengelola sampah sejak dari rumah diyakini akan meringankan beban TPA, menciptakan lingkungan yang lebih sehat, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

"Aksi bersih-bersih hanyalah langkah awal. Yang terpenting adalah konsistensi menjalankan kebiasaan baik setiap hari," tambah Hanif.

Partisipasi aktif masyarakat Desa Terate menjadi bukti nyata kekuatan gerakan bersama. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan